BMKG
Prakiraan Hilal BMKG Saat Matahari Terbenam 1 Agustus 2019 M Penentu Bulan Dzulhijjah 1440 H
Prakiraan Hilal BMKG Saat Matahari Terbenam 1 Agustus 2019 M Penentu Bulan Dzulhijjah 1440 H
Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
Prakiraan Hilal BMKG Saat Matahari Terbenam 1 Agustus 2019 M Penentu Bulan Dzulhijjah 1440
.
.
TRIBUNJOGJA.COM - Sistem keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu.
Oleh sebab itu, pada kalender hijriah, awal bulan sangat penting, khususnya bagi umat Islam. Hal itu digunakan untuk menentukan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.
Tak lama lagi, umat Islam akan masuk ke Dzulhijjah, yang terkait dengan momen bulan haji dan Idul Adha.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hilal saat matahari terbenam pada 1 Agustus 2019 sebagai penentu awal Bulan Dzulhijjah 1440 H.

Berikut Rangkuman Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam dikutip Tribunjogja.com dari BMKG :
1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari
Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi..
Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Kamis, 1 Agustus 2019 M, pukul 03.12 UT atau pukul 10.12 WIB atau pukul 11.12 WITA atau pukul 12.12 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 128,613o.
Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 7 jam 56 menit.
Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizonteramati. Di wilayah Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2019, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.37 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.56 WIB di Sabang, Aceh.
Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019 di wilayah Indonesia.
Berdasarkan hal-hal di atas, secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Dzulhijjah 1440 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019.
Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah 1440 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019 tersebut.
2. Peta Ketinggian Hilal

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 1 Agustus 2019.
Pada peta tersebut, tinggi Hilal adalah besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di Horizon-teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada.
Tinggi Hilal positif berarti Hilal berada di atas horizon pada saat Matahari terbenam. Adapun tinggi Hilal negatif berarti Hilal berada di bawah horizon pada saat Matahari terbenam.
Pada gambar tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk pengamat di Indonesia. Peta ketinggian Hilal untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2019 lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.
Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Agustus 2019 berkisar antara 1,86o di Merauke, Papua sampai dengan 3,96o di Sabang, Aceh.
3. Simpulan
1. Konjungsi akan kembali terjadi pada hari Kamis, 1 Agustus 2019 M, pukul 03.12 UT atau pukul 10.12 WIB atau pukul 11.12 WITA atau pukul 12.12 WIT. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-teramati.
Di wilayah Indonesia pada tanggal1 Agustus 2019, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.37 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.56 WIB di Sabang, Aceh.
Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019 di wilayah Indonesia.
2. Secara astronomis, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Dzulhijjah 1440 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019.
Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah 1440 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019 tersebut.
3. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Agustus 2019 berkisar antara 1,86o di Merauke, Papua sampai dengan 3,96o di Sabang, Aceh.
4. Elongasi saat Matahari terbenam tanggal 1 Agustus 2019 di Indonesia berkisar antara 2,98o di Waris, Papua sampai dengan 4,61o di Sabang, Aceh.
5. Umur bulan di Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2019 berkisar antara 5,42 jam di Merauke, Papua sampai dengan 8,74 jam di Sabang, Aceh.
6. Lag saat Matahari terbenam di Indonesia tanggal 1 Agustus 2019 berkisar antara 10,65 menit di Merauke, Papua sampai dengan 20,31 menit di Sabang, Aceh.
7. FIB saat Matahari terbenam di Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2019 berkisar antara 0,07% di Waris, Papua sampai dengan 0,163% di Sabang, Aceh.
8. Pada tanggal 1 Agustus 2019, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam di seluruh Indonesia tidak ada objek astronomis lainnya dengan posisi kurang dari 5o
dari Bulan ( Tribunjogja.com )