Pendidikan

Mahasiswa UGM Ciptakan Modul Terapi Pengobatan Penderita HIV dan AIDS

ARVA-CEA merupakan metode terapi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV/AIDS.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
mahasiswa UGM yang beranggotakan Isma Syafira Pratama, Susnanda Virginia Yosian dan Rahardian Rizal Akmal membuat inovasi program untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada ODHA. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Beberapa tahun belakangan, kasus HIV/AIDS yang terjadi dari tahun ke tahun di dunia terus meningkat.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan  mencapai 242.699 orang.

Namun hingga sampai saat ini belum ada obat atau treatment khusus untuk menyembuhkan atau menghilangkan virus HIV.

Satu-satunya upaya yang dapat dilakukan melalui pengobatan antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus yang ada di dalam tubuh. 

5 Rekomendasi Mie Ayam di Jogja, dari yang Super Pedas sampai Buka Tengah Malam

Meskipun ARV mendatangkan manfaat, terdapat tantangan yang harus dihadapi soal kepatuhan mengkonsumsi obat dan perilaku sehat ODHA.

Sebab kepatuhan pengobatan akan mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan yang menjadi faktor penting bagi pasien dan keberhasilan program pengobatan HIV/AIDS.

Untuk itu, tim mahasiswa UGM yang beranggotakan Isma Syafira Pratama, Susnanda Virginia Yosian dan Rahardian Rizal Akmal membuat inovasi program untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada ODHA.

Program yang mereka namakan ARVA-CEA yang merupakan metode terapi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV/AIDS yang berfokus untuk meningkatkan tiga aspek psikologis yaitu penerimaan diri, perasaan welah asih, dan efikasi diri.

“Ketiga aspek psikologis ini akan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada ODHA,” kata Isma dalam rilis yang diterima Tribunjogja.com Kamis (11/7/2019).

Untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV banyak menghadapi kendala faktor eksternal seperti dukungan keluarga, caregiver, ketersediaan obat, dan sebagainya.

Pasien HIV/AIDS Sempat Terkendala Mengakses ARV di RS Jogja

“Inovasi yang kami berikan dalam penelitian ini yaitu dengan menitikberatkan pada faktor internal ODHA dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV,” katanya.

Produk dari penelitian Isma bersama rekannya iniberupa modul terapi ARVA-CEA yang berisikan terapi mindfulness atau peningkatan kualiats kesadaran diri dan tayangan video inspiratif dari role model.

Terapi ini bisa akan sikap penerimaan diri penderita ODHA.

“Modul ini digunakan oleh praktisi dan psikolog sebagai buku panduan dalam memberikan terapi kepada ODHA,” ujarnya.

Bentuk terapi ARVA-CEA ini dilakukan selama empat kali pertemuan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved