Bantul
Sumur di Dusun Ngrancah Kering, Warga Bantul Turun ke Sungai untuk Dapat Air Bersih
Pada awal musim kemarau tahun ini, beberapa sumur di Dusun Ngrancah, Desa Sriharjo, Imogiri kering tak ada air.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
"Mungkin struktur tanahnya berubah atau gimana, tahun ini mulai kering lagi walaupun baru mulai jadi belum parah. Sekitar 5 sumur mulai surut, yang lain sudah tidak layak konsumsi," ungkapnya.
Sumur yang airnya tak layak konsumsi ini lanjutnya karena warna airnya keruh dan berbau karat.
"Kalau mau buat nyuci harus diendapkan dulu, atau harus ke sungai," katanya.
Sumur yang airnya tak layak konsumsi ini merupakan sumur dengan kedalaman di atas 20 meter atau sumur bor.
Sedangkan sumur galian biasanya hanya sedalam 12-15 meter saja.
Sejauh ini, solusi yang bisa dilakukan yakni dengan menyediakan penampungan air atau patungan untuk membeli tangki air.
Ada tampungan air di tiga titik di Dusun Ngrancah.
• Dilanda Kekeringan, Petani di Sokarame Bantul Pilih Babat Tanaman Padi untuk Pakan Sapi
Dua tampungan bermuatan 2.000 liter dan satu tampungan bermuatan 5.000 liter.
"Total ada 9.000 liter untuk digunakan warga sekitar. Untuk kebutuhan masyarakat seperti hajatan kan biasanya butuh air banyak," ujar Jumat.
Katanya, sejauh ini yang merasakan dampak sumur kering ini baru di RT 1 dan sebagian kecil RT 2.
"Di RT 1 ada 60 KK (kepala keluarga). Kalau satu dusun ada 4 RT total 200 KK," urainya.
Tahun lalu, saat kekeringan, dalam 2-3 hari empat RT menghabiskan 15.000-20.000 liter air.
"Kemarin merata. Kadang sampai 20.000 liter untuk empat RT," ungkapnya.
Upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan ini, kata Jumat ia telah mengajukan proposal untuk membuat sumur bor dalam memakai geolistrik.
"Dibuat sumur bor dalam. Kira-kira 100 meter baru dapat air yang bagus. Sudah mengajukan ke desa, mungkin nanti dari APBDes larinya ke BKK. Proposalnya sudah masuk, realisasinya belum tahu kapan," pungkasnya.(*)