Dilanda Kekeringan, Petani di Sokarame Bantul Pilih Babat Tanaman Padi untuk Pakan Sapi

Petani pun akhirnya memilih membabat tanaman padi yang gagal panen akibat kekeringan, untuk pakan ternak.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ponimin, petani di Sukorame, Mangunan, Dlingo, Bantul membabat tanaman padi yang kering dan gagal panen untuk pakan sapi. 

TRIBUNJOGJA.COM, COM, BANTUL - Lahan pertanian di dusun Sokarame, Desa Mangunan, Kabupaten Bantul mengalami kekeringan parah.

Petani pun akhirnya memilih membabat tanaman padi yang gagal panen akibat kekeringan, untuk pakan ternak.

"Saya babat untuk kasih makan sapi. Karena tanaman padinya kering, sudah tidak bisa diselamatkan," kata seorang petani, Ponimin, saat ditemui di area persawahan Sokarame, Bantul, Senin (8/7/2019)

Ia bercerita, tanaman padi yang sedang dibabat itu merupakan lahan pertanian padi milik kakaknya, Ponirin.

Ia diminta oleh kakaknya untuk membabat tanaman padi sebagai pakan ternak karena kondisinya telah mengering dan bisa dipastikan gagal panen.

Pantauan Tribunjogja.com di lokasi, tanaman padi di lahan seluas sekira 50 x 15 meter persegi tersebut berwarna coklat.

Seluruh daunnya keras, tanahnya kering, bahkan di sejumlah bagian terdapat rekahan-rekahan cukup lebar.

Kata Ponimin, kebanyakan lahan pertanian di Sokarame merupakan sawah tadah hujan.

Tidak ada irigasi dan hanya mengandalkan dari siraman air hujan.

Alhasil, ketika musim kemarau datang seperti sekarang ini, lahan persawahan menjadi kering dan tanaman padi banyak yang gagal panen.

Ponimin sendiri mengaku musim kemarau tahun ini menanam padi di tiga petak sawah. Berukuran sekitar 300 meter persegi.

Akibat musim kemarau, lahannya mengalami kekeringan, dan diperparah dengan serangan hama trotol.

Satu petak lahan padi milik Ponimin gagal panen.

Sementara dua petak lainnya, masih bisa panen namun dengan hasil yang jauh dari kata menguntungkan.

"Saya pasrah saja. Sawah kering. Tidak ada air. Tanaman padi banyak yang mati. Apalagi terkena serangan hama trotol. Tanaman padi ngelaras (mati dan bardaun coklat) tidak bisa dipertahankan," ujar lelaki berusia 55 tahun itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved