Pendidikan
SMA Bopkri 1 Yogyakarta Jadi Percontohan Sekolah Siaga Kependudukan di Yogyakarta
Di SMA Bosa, materi-materi kependudukan terintegrasikan dalam mata pelajaran, mulai dari perencanaan, pembelajaran hingga evaluasi.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
"Kedua bisa bersikap memikirkan dan ikut menyiapkan dirinya agar dia bisa membuat strategi, membuat kehidupan di masa depan dan bisa memiliki partisipasi untuk ikut ambil bagian memikirkan isu-isu kependudukan," katanya.
Selain materi kependudukan yang terintegrasi dalam mata pelajaran, Andar mengatakan, wacana sekolah juga bernuansa kependudukan.
• Kumpulkan Alumni, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Gelar Reuni Angkatan 1963-2015
"Ada kegiatan anak, ada komunitas anak peduli kependudukan, ada pojok kependudukan ada berbagai kegiatan kependudukan. Bahkan kami punya majalah Bosa selalu terbit kolom kependudukan," tuturnya.
Pojok kependudukan ini menjadi titik pusat kegiatan kependudukan yang ada di sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas berupa buku-buku dan layanan internet.
"Sehingga siswa kalau ada penugasan guru tentang kependudukan, di situ tempatnya (Pojok kependudukan -red)," jelasnya.
Sebagai percontohan SSK, SMA Bosa juga memiliki kelompok siswa peduli kependudukan (Persada) yang dilantik oleh kepala sekolah.
Anggota Persada terdiri dari 20 siswa kelas X dan XI yang bertugas menjadi pegerak utama siswa.
"Tugasnya untuk membantu sekolah dengan mengisi materi kependudukan pada saat orientasi peserta didik dan ikut terlibat dalam kegiatan luar, workshop yang diadakan oleh BKKBN, jambore perkemahan," terangnya. (*)