Jawa

Sukseskan Program Keluarga Berencana, Tenaga Lapangan Perlu Dikuatkan

Peran Penyuluh Keluarga Berencana dinilai penting untuk menyukseskan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Direktur Advokasi dan KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiyono S.Pd, M.M, berbicara di depan 230 orang penyuluh, dan kader pada sosialisasi dan penguatan advokasi dan KIE program KKBPK bagi tenaga lini lapangan di Hotel Grand Artos, Magelang, Kamis (2/5/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Peran Pembantu Keluarga Berencana Desa (PPKBD) atau Sub-PPKBD dinilai penting untuk menyukseskan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Indonesia.

Oleh karena itu mereka harus terus diperkuat.

Satu di antaranya melalui penguatan Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

Sewindu Tribun Jogja, Bertekad Jadi Media Rujukan dalam Era Revolusi Industri 4.0

Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Advokasi dan KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiyono S Pd, M.M, di depan 230 orang penyuluh, petugas lapangan keluarga berencana dan kader-kader keluarga berencana di Kota dan Kabupaten Magelang, pada sosialisasi dan penguatan advokasi dan KIE program KKBPK bagi tenaga lini lapangan di Hotel Grand Artos, Magelang, Kamis (2/5/2019).

"PKB/PLKB, PPKBD, Sub-PPKBD, mereka semua adalah tenaga lini lapangan. Mereka menjadi ujung tombak dalam penerapan program Keluarga Berencana di masyarakat. Oleh karena itu, seluruh penyuluh atau kader harus diberikan penguatan advokasi dan komunikasi informasi dan edukasi, agar mereka dapat menyukseskan program-program KB di masyarakat," kata Sugiyono.

Penguatan para penyuluh dan kader teramat penting.

Pasalnya, saat ini jumlah mereka masih sangat kurang dengan rasio atau perbandingan yang tak ideal antara jumlah penyuluh atau kader dengan masyarakat.

Ia mencontohkan di Kabupaten Magelang, jumlah PLKB adalah satu banding 14. Artinya satu petugas PLKB harus mengampu wilayah sebanyak 14 desa.

Hardiknas 2019, Pemkot Magelang Apresiasi 8 Pelajar dan Guru Berprestasi

Jumlahnya di Magelang Raya ada sebanyak 65 PLKB.

"Rasionya belum ideal, terutama di Kabupaten Magelang. Satu PLKB harus mengampu 14 desa. Mestinya rasionya, adalah satu banding dua. Kalau di Jawa, satu banding satu. Untuk itu, penting untuk meningkatkan peran volunteer kita, PPKBD, untuk membantu PLKB. meskipun tenaga terbatas, harus maksimal," ujar Sugiyono.

Lanjut Sugiyono, rekrutmen ini menjadi kendala dalam penambahan PLKB.

Pasalnya, tak hanya BKKBN saja yang memerlukan tenaga, tetapi juga Kementerian atau Lembaga lainnya.

Pihaknya berupaya menambah jumlah tenaga PLKB agar jumlahnya ideal, termasuk honor kepada para petugas di lini lapangan.

"Kita berusaha agar rasionya satu banding dua, tetapi bertahap setiap tahun. Idealnya memang satu banding satu. Satu desa, satu PLKB, tetapi kenyataannya, satu banding 10 desa rata-rata. Kami mengupayakan juga agar honor ditambah, supaya mereka terdorong. Pasalnya mereka diharapkan bisa menjadi motivator pembangunan, PLKB juga penggerak kampung KB, dan program-program lainnya," tuturnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved