Pemilu 2019

Mengenal Sosok Mujiyono, Petugas KPPS di Bantul yang Gugur ketika Bertugas

Setiap ada acara pengajian kampung, menurutnya suaminya itu yang selalu ditunjuk sebagai vokalis hadroh.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Marjiyem menunjukkan foto almarhum suaminya, Mujiyono, yang gugur saat menjadi KPPS di Bantul, Rabu (24/4/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mujiyono warga Dusun Genen, Dk Tegal Lurung Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak meninggal dunia.

Lelaki 46 tahun itu gugur ketika bertugas menjadi KPPS di TPS 49 Gilangharjo.

Istri almarhum, Marjiyem menceritakan suaminya itu merupakan sosok yang pekerja keras.

Selalu berusaha untuk membahagiakan keluarga.

"Sebelum meninggal. Bapak sempat ngalem [menyanjung] saya. Katanya saya orang yang paling sabar," kata Marjiyem, ketika menceritakan tentang suaminya, Rabu (24/5/2019).

Mujiyono, Petugas KPPS di Bantul Gugur Karena Kelelahan

Pujian itu, bagi Marjiyem dianggap biasa saja.

Tidak ada tanda ataupun firasat bahwa suaminya akan pergi untuk selama-lamanya.

Marjiyem menikah dengan Mujiyono pada tahun 2001.

Mereka berbaur dan hidup dalam kesederhanaan masyarakat desa.

Kata Marjiyem meskipun pernah sakit jantung dua tahun silam, namun suaminya itu jarang sekali mengeluh.

"Tapi kemarin pas dirawat di rumah sakit. Bapak mengeluh, katanya dadanya sakit," tutur dia.

Mujiyono diduga meninggal dunia karena sakit jantung dan kelelahan.

Kerja berat selama tiga hari sebagai petugas KPPS diduga menjadi pemicu tubuhnya drop.

Hingga akhirnya meninggal dunia.

Marjiyem tertunduk menceritakan suaminya.

Seperti kehilangan.

Baginya, lelaki yang menjabat sebagai ketua RT 01 Dukuh Tegal Lurung itu merupakan suami yang baik.

Gemar beribadah di masjid.

Petugas Rekapitulasi yang Tumbang Diminta Istirahat

Ia menceritakan bagiamana suaminya itu--ditengah kerja menafkahi keluarga-- selalu menyempatkan diri setiap sore untuk mengajari anak-anak kampung belajar mengaji.

"Sekarang Bapak sudah tidak ada. Nanti siapa yang mengajari anak-anak mengaji," ujar dia.

Almarhum Mujiyono, cerita Marjiyem merupakan sosok suami yang suka bersholawat.

Setiap ada acara pengajian kampung, menurutnya suaminya itu yang selalu ditunjuk sebagai vokalis hadroh.

"Bapak aktif di kegiatan-kegiatan masjid," tuturnya.

Mujiyono sebenarnya bukan cuma sekali ini saja menjadi KPPS.

Ia sudah beberapa kali menjalankan tugas sebagai KPPS di pemilu sebelumnya.

Semuanya berjalan lancar.

Kini, pejuang demokrasi itu telah berpulang.

Ada satu kesan dari suaminya menurut Marjiyem yang paling diingat sebelum pergi.

"Akhir-akhir ini Bapak selalu mengajak ngobrol anak-anaknya. Mereka selalu dikasih nasihat. Dikasih pitutur," terangnya.

Mujiyono berpulang, meninggalkan satu istri dan dua buah hati.

Mereka adalah M. Rizal Fajar Ahadi (17), duduk dikelas 1 SMK dan M. Roihan Abdul Rohim (8) kelas 1 Sekolah Dasar.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved