Bantul
Ini yang Dilakukan Nelayan Depok Bantul Ketika Seminggu Tak Melaut
Kondisi cuaca ini tak tahu sampai kapan. Mulyadi mengaku hanya bisa menunggu sampai semuanya kembali normal.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Ia mengaku bisa saja paksakan melaut namun itu terlalu berisiko.
Angin kencang dan gelombang membuat perahu tidak seimbang dan dikhawatirkan akan terbalik.
Kondisi cuaca ini tak tahu sampai kapan. Mulyadi mengaku hanya bisa menunggu sampai semuanya kembali normal.
"Kami nunggu saja. Nanti Kalau sudah tidak ada angin, kami langsung melaut," terang dia.
Bertani dan Jaring
Mulyadi mengatakan nelayan di pantai Depok berjumlah sekitar 80 orang.
50 orang merupakan nelayan asli dari Depok sisanya merupakan nelayan ngandong atau pendatang.
Ketika musim paceklik datang ditandai dengan gelombang tinggi dan angin kencang.
Hampir seluruh nelayan di pantai Depok libur melaut. Tidak melaut sama artinya tidak ada penghasilan.
• Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Gunungkidul, Aktifitas Nelayan dan Wisatawan Tetap Normal
Bagi nelayan --yang merupakan warga setempat--kata Mulyadi, waktu paceklik biasanya digunakan untuk menggarap lahan pertanian.
"Mereka sebagai nelayan juga terbiasa bertani," terangnya.
Namun bagi pendatang, sembari menunggu cuaca bersahabat biasanya digunakan untuk memperbaiki peralatan tangkap ikan.
"Ada yang membersihkan perahu. Memperbaiki jaring. Mereka memperbaiki peralatan," tutur dia.
Sepeti halnya yang Mulyadi kerjakan siang itu.
Bersama dengan Pairin, mereka memperbaiki jaring millenium miliknya. Jarang tersebut merupakan jaring khusus yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan tengiri dan ikan kakap China.(TRIBUNJOGJA.COM)