Jejak Pengembaraan Bujangga Manik
Tiba di Puncak Pakuan, Bujangga Manik Bak Pelancong Menikmati Permai Negerinya
Sebait syair dalam bahasa Sunda yang ditulis Bujangga Manik itu merangkum perjalanannya dari Istana Pakuan ke Puncak (Bogor)
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Kata-kata pamit Bujangga Manik itu sangat puitis. Segeralah ia berangkat. Kali ini rutenya dari Pakancilan ke utara melewati 9 tempat sebelum berbelok ke timur menyeberangi Ci-Haliwung menuju Ci-Leungsi. Tempat terakhir ini masih ada hingga saat ini, begitu juga sungainya masih mengalir.
Cileungsi terkenal karena ada Taman Buah Mekarsari, yang dibangun keluarga Cendana bertahun lalu. Dari Cileungsi, pengelana itu berbelok ke selatan menuju Gunung Gajah dan Bukit Caru, sebelum berbelok ke timur menuju Citeureup.
Nama Citeureup masih ada hingga saat ini di sebelah timur Cibinong. Tempat berikutnya yang dilewati adalah Tandangan. Nama ini tak bisa lagi dikenali. Selanjutnya ada dua sungai, Ci-Hoe dan Ci-Winten diseberangi, sebelum ia sampai di Cigeuntis.
Nama sungai pertama kini anak sungai Ci-Pamingkis yang mengalir ke sungai Ci-Beet. Sungai kecil ini anak sungai Citarum dari sisi sebelah barat. Ci-Winten kini bernama Ci-Mintan, berlokasi di sebelah timur sungai Ci-Beet.
Dari Cigeuntis menuju Goha, yang sekarang diduga sebuah bukit di dekat sungai Ci-Guha, anak sungai Citarum di sebelah barat laut Purwakarta. Setelah elewat dua tempat, Bujangga Manik menyeberangi sungai Ci-Tarum dan tak lama kemudian menyeberangi Ci-Lamaya.
Di antara kedua sungai ini ada nama Ramanea yang tidak bisa dikenali lagi jejaknya. Juga ada tiga gunung yang masuk wilayah jajahan Saung Agung. Ini kemungkinan merujuk wilayah Wanayasa, yang di barat dibatasi Ci-Tarum, timur Ci-Lamaya dan selatan sungai Ci-Somang.
Selanjutnya ia menyeberangi sungai Ci-Punagara, yang kemudian dikenali sebagai sungai Pamanukan (Indramayu). Selepas sungai ini, ia masuk ke wilayah Medang Kahiangan, melewatu gunung Tompo Omas. Gunung ini sekarang bernama Tampomas di wilayah Sumedang.
Nama Sumedang sendiri kemungkinan besar ada kaitan dengan wilayah yang disebut di muka tadi sebagai Medang Kahiangan. Dari titik ini Bujangga Manik menyeberangi sungai Ci-Manuk, melewati Pada Beunghar di utara gunung Ceremay (Ciremai).
Selanjutnya melewati sungai Ci-Jerukmanis (sekarang Cijeruk) yang mengalir ke arah timur gunung Ceremay. Resi ini kemungkinan menyisir sisi utara gunung, sebelum kemudian melewati Timbang, Hujung Barang, Kuningan, dan Darma.
Nama tempat Kuningan dan Darma masih ada sampai saat ini. Kuningan di tenggara Ciremai, Darma di barat daya gunung itu. Tibalah ia kemudian di Luhur Agung, yang sekarang dikenali sebagai Luragung, sebelum menyeberangi sungai Ci-Singgarung atau Cisanggarung.
Ia terus berjalan ke timur menyeberangi sungai Ci-Pamali (Pamali), masuk wilayah Majapahit atau Jawa. Sungai Pamali menjadi batas alam antara wilayah Sunda (Jabar) dan Jawa Tengah hingga saat ini.(Tribunjogja.com/xna)