International Visitor Leadership Program

Menikmati Sejarah Panjang Kereta Api Amerika di Kawasan Kota Tua Sacramento

Uniknya, pengunjung tidak hanya bisa mengagumi dan berfoto bersama lokomotif raksasa nan panjang ini.

Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Rento Ari Nugroho
Purwarupa kereta cepat Amerika 

Pengunjung bebas berfoto namun dilarang naik ke kabin masinis.

Di luar dipo, terdapat dua lokomotif diesel kecil dan satu lokomotif uap besar milik perusahaan kereta api Santa Fe.

Lokomotif yang terdapat di area luar dipo lokomotif di Kota Tua Sacramento di Negara Bagian California
Lokomotif yang terdapat di area luar dipo lokomotif di Kota Tua Sacramento di Negara Bagian California (TRIBUNJOGJA.COM / Rento Ari Nugroho)

Terhubung dengan dipo lokomotif, adalah satu turn table alias meja putar berukuran besar.

Peranti ini merupakan alat untuk memutar lokomotif.

Sebab, pada era lokomotif uap, hanya terdapat satu kabin masinis pada satu lokomotif.

Baca: Seperti Apakah Kuliner Khas Amerika?

Ketika sampai di tujuan, tentu saja lokomotif harus diputar untuk menarik kereta ke arah sebaliknya.

Meja putar ini terhubung dengan bangunan los bundar dengan banyak pintu.

Bangunan ini berfungsi untuk menyimpan lokomotif.

Di Indonesia, pada awal kemerdekaan terdapat beberapa bangunan semacam ini, namun saat ini mungkin tinggal Los Bundar di Lempuyangan, Yogyakarta yang masih utuh.

Bangunan meja putar yang terhubung dengan los bundar
Bangunan meja putar yang terhubung dengan los bundar (TRIBUNJOGJA.COM / Rento Ari Nugroho)

Bangunan Los bundar ini merupakan bagian dari bangunan Museum Kereta Api Negara Bagian California.

Berbeda dari bangunan depo yang bebas masuk, untuk berkunjung ke museum ini pengunjung harus membayar 12 Dollar (dewasa) dan 6 dollar untuk anak-anak.

Baca: Menjelajah Chicago, Kota Di Bawah Awan

Meski cukup mahal, namun ternyata kunjungan ke sini cukup sepadan bila melihat atraksi dan koleksi yang ditampilkan.

Petugas yang ramah mengizinkan pengunjung untuk mengambil foto dan video sepuasnya.

Tentu ini menjadi kesempatan yang luar biasa.

Masuk ke area dekat pintu masuk, pengunjung bisa melihat kiprah Lucius Beebe dan Charles Clegg, duo penulis dan pecinta kereta api yang menulis puluhan buku dan mengabadikan aksi lokomotif uap pada masa-masa terakhirnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved