Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir

5 Fakta Menarik dan Akhir Tragis Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir Kuno

Cleopatra kondang dalam sejarah. Namanya memenuhi panggung-panggung tulisan sejarah dunia

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Cleopatra, Sang Ratu Mesir Terakhir 

5 Fakta Menarik dan Akhir Tragis Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir Kuno

TRIBUNJOGJA.COMCleopatra kondang dalam sejarah. Namanya memenuhi panggung-panggung tulisan sejarah dunia, terutama Mesir Kuna.

Perempuan ini termasyhur namanya di antara kehebatan kebudayaan Mesir Kuna, yang peninggalannya bertahan hingga saat ini sejak menjulang sekitar 5.000 tahun lalu.

Simak artikel sebelumnya : 

Kisah Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir : Muda, Cantik Menawan, Menguasai Berbagai Bahasa

Intrik Politik Menggulingkan Cleopatra dan Tewasnya Para Pemimpin Gerakan Kudeta

Kisah Cleopatra: Datang Bermegah Bak Dewi Venus, Cleopatra Menawan Hati Mark Antony

Siapakah sesungguhnya Cleopatra? Benarkah dia ratu terakhir Mesir Kuna? Bagaimana perannya di tengah transisi kekuasaan dunia yang didominasi imperium Roma?

Inilah lima fakta penting yang wajib Anda ketahui. Joshua J Mark, penulis lepas asal New York, ahli sejarah yang tinggal di Yunani dan Jerman membeberkan fakta-fakta Cleopatra, dikutip dari laman ancient.eu, Minggu (31/3/2019).

1. Asli Yunani

Kerajaan Mesir Kuna mencatatnya sebagai Ratu Cleopatra VII Philopator. Ia berwajah sangat cantik nan rupawan. Darahnya biru karena dia trah Ptolomeus yang berkuasa antara tahun 323-30 Sebelum Masehi (SM).

Trah besar ini mewarisi kekuasaan menjulang di Afrika Utara sesudah Alexander Agung mangkat (356-323 SM). Sebagai keturunan darah biru, Cleopatra sangat cakap dan menguasai sejumlah bahasa penting.

Selain bahasa Mesir Kuna, Cleopatra juga sangat menguasai bahasa leluhurnya, Yunani. Ya, Cleopatra sepenuhnya berdarah Yunani.

2. Tiga Kali Menikah

Lahir tahun 69 SM, Cleopatra mewarisi tahta Mesir pada umur 18 tahun saat ayahnya, Ptolomeus XII Auletes mangkat. Sebagai ratu, tradisi Mesir mensyaratkan ia harus memiliki pendamping.

Akhirnya saudara laki-lakinya, Ptolomeus XIII dinikahinya. Umurnya saat itu 12 tahun. Sesudah pernikahan simbolik itu, Cleopatra berusaha mencampakkan suaminya, dan ia bermaksud memimpin Mesir sendirian.

Ptolomeus XIII yang muda berusaha bertahan, hingga balatentara Julius Caesar datang menyapunya.  Ini pernikahan pertama Cleopatra, sebelum kelak ia akan jadi kekasih jenderal Romawi Julius Caesar.

Terakhir  ia jadi pasangan jenderal Roma lainnya, Mark Anthony. Pernikahan ini menutup episode penuh warna si cantik penguasa Mesir di Alexandria ini.

3. Perempuan Dalam Karpet

Ketika Julius Caesar dan pasukannya menundukkan jenderal “Pompey of the Great”, tak terelakkan lagi misi ekspansi Roma harus berlanjut ke Mesir dan Afrika Utara. 

Penasehat Ptolomeus XIII itu kabur dari Pharsallus ke Mesir, namun ia terbunuh di depan tatapan Ptolomeus XIII setiba di pantai Alexandria.  Ptolomeus XIII pun mundur ke istananya di Pelusium.

Julius Caesar memburu Pompey ke Mesir, namun mendapati jenderal itu telah tewas. Marah, Caesar meminta Ptolomeus XIII bertemu dengannya di Alexandria.

Cleopatra yang di pengungsian melihat celah meraih kekuasaannya. Ia menemui Julius Caesar menggunakan cara sangat unik.

Ia membaringkan diri dalam gulungan karpet, dan karpet itu dibawa masuk ke istana sebagai persembahan.

Begitu dibuka di hadapan Caesar, tergoleklah perempuan cantik nan aduhai. Caaesar pun langsung terpikat.

Esok paginya, ketika Caesar bertemu Ptolomeus XIII, Caesar menggandeng Cleopatra sebagai kekasihnya.

Firaun muda itu meradang hebat. Kelak Caesar dan Cleopatra akan dikaruniai putra yang diberi nama Ptolemy Caesar atau Caesarion pada Juni 47 SM. Anak itu ditahbiskan sebagai pewaris tahta Mesir.

4. Enam Bulan Dikepung

Menyusul pertemuannya dengan Caesar, Ptolomeus XIII menumpukan kekuatan ke punggung jenderalnya, Achillas. Perang terbuka pecah di Alexandria.

Caesar dan Cleopatra dikepung di istana kerajaan selama enam bulan sampai bala bantuan Romawi tiba dan memecahkan kebuntuan. Saat itu, perpustakaan agung Alexandria terbakar hebat.

Saudara tiri Cleopatra, Arsinoe, kabur dari istana menuju kemah Achillas dan memproklamirkan dirinya sebagai ratu. Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil saat kabur dari perang.

Achillas dan pemimpin pasukan lain dibunuh. Arsinoe ditangkap dan dikirim ke Roma, sebelum diasingkan ke kuil Artemis di Efesus. Tahun 41 SM, Arsinoe dieksekusi mati.

5. Akhir Tragis Cleopatra

Tahun 46 SM, Julius Caesar kembali ke Roma. Tak lama kemudian memindahkan Cleopatra dan Caesarion ke ibukota.

Namun, Cleopatra tetap tidak mendapatkan pengakuan resmi karena Caesar telah memiliki istri sah, Calpurnia.

Dua tahun kemudian, Caesar terbunuh di parlemen oleh Brutus. Cleopatra dan anaknya kembali ke Alexandria.

Mark Anthony, tangan kanan Caesar dan Oktavianus memburu konspirator pembunuh Caesar. Brutus, Cassius dan lain-lain ditewaskan.

Mark Anthony dan Oktavianus muncul sebagai penguasa baru. Mark di timur, termasuk Mesir, sisanya di barat dikuasai Oktavianus.

Cleopatra yang jadi Ratu Mesir diminta menghadap Mark Anthony. Tahun 41 SM, pertemuan terjadi dan justru kemudian mengikat kedua orang itu sebagai sepasang kekasih.

Mereka akhirnya  dikaruniai tiga anak. Saat itu Mark Anthony telah memiliki istri Fulvia dan Oktavian, adik Oktavianus.

Karena Cleopatra, Mark menceraikan Oktavian. Ini membuat sakit hati Oktavianus, teman karibnya. Perang pun pecah di antara keduanya.

Pasukan Oktavianus mengalahkan Mark dan Cleopatra lewat pertempuran Actum tahun 31 SM. Cleopatra dan Mark akhirnya bunuh diri bersamaan menggunakan gigitan ular kobra.

Oktavianus membunuh Caesarion (putra Cleopatra-Julius Caesar), tapi anak-anak Cleopatra-Mark Anthony dibawa ke Roma dan dibesarkan Octavia.

Garis Ptolemeus sebagai trah penguasa Mesir selama berabad-abad pun akhirnya berakhir.(Tribunjogja.com/xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved