Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir
5 Fakta Menarik dan Akhir Tragis Cleopatra Sang Ratu Terakhir Mesir Kuno
Cleopatra kondang dalam sejarah. Namanya memenuhi panggung-panggung tulisan sejarah dunia
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Tahun 46 SM, Julius Caesar kembali ke Roma. Tak lama kemudian memindahkan Cleopatra dan Caesarion ke ibukota.
Namun, Cleopatra tetap tidak mendapatkan pengakuan resmi karena Caesar telah memiliki istri sah, Calpurnia.
Dua tahun kemudian, Caesar terbunuh di parlemen oleh Brutus. Cleopatra dan anaknya kembali ke Alexandria.
Mark Anthony, tangan kanan Caesar dan Oktavianus memburu konspirator pembunuh Caesar. Brutus, Cassius dan lain-lain ditewaskan.
Mark Anthony dan Oktavianus muncul sebagai penguasa baru. Mark di timur, termasuk Mesir, sisanya di barat dikuasai Oktavianus.
Cleopatra yang jadi Ratu Mesir diminta menghadap Mark Anthony. Tahun 41 SM, pertemuan terjadi dan justru kemudian mengikat kedua orang itu sebagai sepasang kekasih.
Mereka akhirnya dikaruniai tiga anak. Saat itu Mark Anthony telah memiliki istri Fulvia dan Oktavian, adik Oktavianus.
Karena Cleopatra, Mark menceraikan Oktavian. Ini membuat sakit hati Oktavianus, teman karibnya. Perang pun pecah di antara keduanya.
Pasukan Oktavianus mengalahkan Mark dan Cleopatra lewat pertempuran Actum tahun 31 SM. Cleopatra dan Mark akhirnya bunuh diri bersamaan menggunakan gigitan ular kobra.
Oktavianus membunuh Caesarion (putra Cleopatra-Julius Caesar), tapi anak-anak Cleopatra-Mark Anthony dibawa ke Roma dan dibesarkan Octavia.
Garis Ptolemeus sebagai trah penguasa Mesir selama berabad-abad pun akhirnya berakhir.(Tribunjogja.com/xna)