Yogyakarta
Warga Lereng Merapi Hidup dengan Catur Gatra Ngadepi Bebaya
Belajar dari pengalaman kejadian erupsi tahun 2010 lampau, kini masyarakat di lereng Merapi semakin mantap dalam beraktivitas.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Mengikuti informasi resmi perkembangan Merapi, kumpulkan surat penting dan siapkan dalam satu tempat, dan pahami lokasi titik kumpul dan tempat evakuas.
Ketika Merapi naik ke level 3 atau Siaga maka yang dilakukan adalah dahulukan evakuasi di kawasan Rawan Bencana (KRB) 3, amankan harta bergerak seperti ternak.
Siapkan tas siaga yang berisi pakaian, senter, obat-obatan sederhana, radio, hp/HT, makan ringan dan minuman untuk diletakan di tempat yang mudah dijangkau.
Kemudian untuk segera mengungsi bila mulai terlihat guguran lava pijar atau awan panas dan suara gemuruh yang terus menerus.
Untuk level 4, atau status Awas, maka yang perlu dilakukan adalah wajib mengungsi bagi warga KRB 3 yang wilayahnya diperkirakan terlanda awan panas.
Bawa tas siaga yang telah disiapkan, ikuti arahan koordinator evakuasi desa, ikuti tata cara hidup dalam pengungsian, dan jangan kembali ke rumah sebelum Merapi dinyatakan aman oleh pemerintah.
Baca: Aktivitas Gunung Merapi Hari Ini, BPPTKG Pantau Telah Terjadi Enam Kali Gempa Guguran
"Jadi selain memantau BPPTKG, kami juga sudah ada catur gatra jadi sudah tahu apa yang harus dilakukan," paparnya.
Adapun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam laporan aktivitas Gunung Merapi pada 3 maret 2019, memaparkan bahwa dari sisi visual terlihat asap solfatara warna putih, intensitas tipis dengan ketinggian 50m di atas puncak.
Guguran lava teramati sebanyak tujuh kali mengerah ke tenggara atau ke Kali Gendol dengan jarak luncur 300-900m. Awan panas guguran teramati sebanyak 1 kali ke Kali Gendol dengan jarak luncur 1100 meter.
Sedangkan berdasarkan pengamatan guguran Gunung Merapi pada 4 Maret, dalam periode pukul 06.00 - 12.00 berdasarkan data seismik terekam 8 kali gempa guguran dengan durasi 10-76 detik.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Kepuharjo, Heri Supraprto mengatakan bahwa di level Merapi yang Waspada ini, kegiatan masyarakat masih seperti biasa.
Pihaknya pun selalu berkoordinasi dengan BPPTKG terkait informasi status merapi maupun rekomendasi-rekomendasi lainya.
Satu hal yang bisa dipastikan, saat ini warga sudah menyiapkan surat-surat berharga yang ditempatkan di satu tempat.
Baca: Aktivitas Merapi Meningkat, Wisata Jeep Belum Terpengaruh
"Kalau seperti sekarang dengan jarak 3 km, ya tidak perlu pindah, dan aktivitas warga masih normal. Tapi kalau sudah lebih dari 7-8 kilo baru bergeser. Jadi kami tergantung rekomendasi dari BPPTKG," ujarnya,
Terhitung dalam Januari 2019, jumlah penduduk di Kepuharjo sebanyak 3411 jiwa dengan 1174 KK.