Bantul
Bupati Bantul Kunjungi Sukasni, Ibu Dua Anak di Dlingo Penderita Kanker Stadium 4B
Dalam kunjungan itu, Bupati dan sang Istri terlihat berbincang cukup akrab bersama Sukasni dan suaminya, Dargito.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
"Saya minta dari Puskesmas suruh memantau perkembangan ibu dan anak. Sang Ibu kan diperiksa (operasi) ke Rumah sakit Sardjito. Nanti menggunakan fasilitas ambulans gratis. Anaknya, juga saya suruh monitor terus perkembangan fisiknya," tutur Bupati.
Turut hadir juga dalam kesempatan ini, kepala Dinas Kesehatan Bantul, drg Maya Sintowati Pandji bersama jajaran Muspika Kecamatan Dlingo dan Pemerintah Desa Dlingo.
Dikatakan Suharsono, dalam kunjungan ini pemerintah Bantul ingin memperhatikan warga yang membutuhkan uluran bantuan.
Bahkan ia menegaskan, bukan hanya bagi warga yang menderita sakit saja namun warga yang rumahnya tidak layak huni ataupun terkena musibah.
"Harus kita support, kita berikan semangat," ujar dia.
Baca: Bupati Bantul Akan Bawa Jatilan Diponegaran Tampil di Hadapan Gubernur
Lebih lanjut, mantan perwira menengah kepolisian ini juga mengimbau kepada segenap Lurah dan Camat di Kabupaten Bantul untuk memperhatikan setiap warganya.
"Apabila ada yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan segara dilaporkan," tegasnya.
Untuk diketahui, Sukasni dan Dargito merupakan keluarga kurang mampu.
Diceritakan Dargito, sebelum diketahui mengidap kanker, tubuh istrinya itu muncul benjolan seukuran biji buah salak pada leher sebelah kiri.
"Saat itu diperiksa ke rumah sakit di Bantul dan disarankan untuk rawat jalan. Katanya istri saya infeksi radang, lama-lama nanti akan hilang," tutur Dargito, menirukan saran dokter kala itu.
Dargito menuruti saran dokter.
Ia rutin membawa istrinya berobat selama 4 kali ke rumah sakit.
Namun karena keterbatasan biaya dan tidak ada kendaraan, pengobatan itu akhirnya mandeg.
Baca: Peneliti Temukan Penanda Unik Sel Kanker
"Kendaraan untuk membawa istri saya berobat itu tidak ada. Kalau mau berobat harus minjem dulu," kenangnya.
Dargito sendiri hanya seorang buruh kayu.
