Sleman
Melihat Kehidupan Mahasiswa Asing di Yogyakarta: Membatik Hingga Belajar Bahasa Jawa
Melihat Kehidupan Mahasiswa Asing di Yogyakarta: Membatik Hingga Belajar Bahasa Jawa
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Ainun belajar membatik di kampusnya, sebab di sana ada kegiatan khusus bagi mahasiswa asing untuk belajar membatik.
Baca: Program Beasiswa S1 dari Bazma Pertamina, Berikut Daftar Perguruan Tinggi dan Cara Pendaftarannya
Lewat sana jugalah ia tahu tips khusus dalam membatik. Apalagi sehari sebelum lomba, ia sampai menonton tutorial membatik via Youtube serta berkonsultasi dengan dosennya tentang bagaimana cara membuat batik yang benar.
"Dari situ saya tahu, teknik yang benar itu cantingnya harus dipegang lurus, kainnya sedikit dimiringkan," jelas Ainun sambil memperagakan teknik tersebut.
Tidak hanya membatik, gadis asli Vietnam ini juga belajar bahasa Jawa. Ia bahkan menunjukkan kemampuannya dalam mengucapkan beberapa kosakata Jawa.
"Sugeng enjang, matur nuwun, kira-kira seperti itu," ujar Ainun sambil tertawa.
Ainun belajar bahasa Jawa dengan cara bertemu langsung dengan orang-orang setempat. Ia memiliki kebiasaan pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan makanan kebutuhannya.
Baca: Tak Hanya Fasilitas Bandara, Infrastruktur Pendukung NYIA Juga Dikebut
Saat itulah ia akan berkomunikasi dengan para pedagang dan orang-orang di sana dengan bahasa Jawa. Lewat triknya tersebut, kemampuan bahasa Jawa dan bahasa Indonesianya meningkat pesat.
Selain bahasa dan budayanya, Ainun berkata sangat menyukai makanan di Yogyakarta. Ia terutama menyukai sate, soto, dan tongseng.
"Makanan di sini gurih dan enak," kata Ainun.
Ainun merasa bangga bisa mengikuti lomba membatik. Ia diutus langsung oleh UNY untuk bisa mengikuti lomba tersebut. Tak heran, ia sangat fokus saat mengerjakan pola batik yang dipegangnya.
Ia juga merasa sangat senang bisa menetap di Yogyakarta, sebab ia bisa mengenal budaya lokal yang unik dan berbeda.
"Bisa dibilang saya betah tinggal di Yogyakarta," ucap Ainun.(tribunjogja)