Aktifitas Gunung Merapi
Membaca Polah Merapi dari Posko Induk Balerante
Membaca Polah Merapi dari Posko Induk Balerante. Di Posko Ini, Relawan Setiap Hari Memantau Kondisi Merapi.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Komunikasi radionya berlangsung nyaris 24 jam. “Tiap malam ya begini, ada saja yang kumpul. Kalau lagi banyak bisa sampai 25 orang,” kata Budi, pemuda Balerante kepada Tribun Senin (14/1/2019) dini hari.
Selain CCTV khusus BPBD Jateng, posko ini juga merelai pantauan CCTV dalam system monitoring BPPTKG Yogyakarta. Lembaga ini memiliki jauh lebih banyak stasiun pemantau dan real time.
Selain menggunakan radio komunikasi, Agus Saryatna juga menggunakan akun-akun media social untuk menginformasikan setiap perkembangan penting aktivitas Merapi. Saat ini mereka menggunakan akun FB dan IG Griya Merapi.
Baca: Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Belasan Kali, Abu Beterbangan di Sekitar Puncak
Seperti Senin malam, Mbah Wir yang jadi salah seorang admin di Posko Induk 907 langsung mengunggah foto-foto tangkapan layar CCTV saat terjadi luncuran lava pijar, ke akun media social mereka.
Postingan itu cukup banyak direspon warganet. Sementara di radio komunikasi, warga dari berbagai lokasi yang jauh dari Balerante, susul menyusul meminta update situasi Merapi. Pak Bimo yang saat itu jadi moderator sabar melayani pertanyaan warga.
Operator radio komunikasi Induk 907 Balerante ada di sebuah bangunan dua lantai di depan rumah Agus Saryatna. Bangunan itu bersebelahan dengan kandang ternak milik empunya lahan.
Sementara warga Balerante yang berjarak lebih kurang 3,5 kilometer dari puncak Merapi, sepanjang aktifnya Merapi kali ini beraktivitas seperti biasa. Minggu malam hingga Senin dini hari, keramaian hanya terlihat di Posko Induk 907.
Rumah-rumah penduduk yang lain sangat sepi. Suhu dingin membuat penghuni rumah memilih mengunci diri di rumah masing-masing. Apalagi sepanjang sore hingga tengah malam, aliran listrik PLN padam.
Jelang tengah malam, dua kelompok pemburu foto muncul di Balerante. Dua rombongan naik langsung ke spot Kali Talang, sementara satu kelompok fotografer mencari posisi pemotretan di titik agak jauh dari posko.
Memotret guguran atau luncuran lava pijar Merapi seperti saat musim hujan sekarang ini, bukan perkara gampang. “Kalau cuaca yang sulit diprediksi Mas, hanya Tuhan yang tahu,” kata Pak Jainu, perangkat Desa Balerante seraya tertawa.
Dedi, fotografer amatir Klaten lain juga mengakui sulitnya mendapatkan foto dan video luncuran lava pijar Merapi. Dalam sepekan terakhir, ia bolak-balik naik turun Klaten-Balerante, memburu dokumentasi terbaik.
Ia berhasil mendapatkan foto-foto cukup sempurna luncuran lava pijar pada Sabtu dan Minggu sore. Ia juga berhasil membuat timelapse Merapi. “Ada 500an foto udah saya edit jadi timelapse,” katanya.
Baca: Guguran Merapi Sabtu Malam Sebabkan Hujan Abu di Selo dan Dukun
Cuaca tak tentu merupakan tantangan besar bagi para fotografer, karena bisa berubah sangat cepat. Momentum puncak yang terbuka secara visual pun juga tidak mudah diduga. Karena itu monitoring persinyalan Merapi menjadi sangat penting.
Seperti Senin (14/1/2019) mulai pukul 00.00 hingga 06.00, kabut menyelimuti puncak Merapi. Kadang tersibak, sebentar datang lagi. Sepanjang periode itu tidak ada luncuran lava bervolume besar.
Dari hasil pemotretan Tribun, lava panas yang berwarna kemerahan terlihat bertengger di atas kubah lava baru hasil bentukan sejak Agustus 2018. Posisinya ada di tepi kiri kubah baru tersebut.
Secara mata telanjang, tidak mudah teramati karena nyalanya tidak tampak besar. Sesekali titik apinya tampak, diselingi percikan-percikan kecil saat material panas itu berguguran di dinding kubah lava baru.(Tribunjogja.com/xna)