Yogyakarta
Pembangunan Fasad Malioboro Urung Dilaksanakan Tahun Ini
Hal ini lantaran Pemprov tengah menyiapkan regulasi terkait pembiayaan fasad dan juga konsentrasi penataan lansekap lahan eks bioskop Indra
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
Tujuannya agar fasad Malioboro seragan sesuai dengan tema bangunan yang mengacu pada warisan budaya.
Tidak Mencolok
Pelaksana Harian Unit Manajemen Tim Pelaksana Percepatan Pembangunan Prioritas (TP5) DIY, Rani Sjamsinarsi sebelumnya menjelaskan, ada sejumlah fasad yang akan dikembalikan seperti bentuk semula dan ada yang dimodifikasi.
Bangunan di kawasan Malioboro ini nantinya memang akan disesuaikan dengan konsep bangunan yang sesuai dengan sejarahnya.
"Nanti ada yang dimodifikasi atau dibangun senada. Contoh seperti kantor Bank Indonesia yang dibangun senada dengan kantor pos di dekat titik nol," ujar Rani.
Bangunan di kawasan titik nol, kata dia disesuaikan dengan beberapa bangunan cagar budaya yang ada.
Di kawasan tersebut banyak bangunan peninggalan masa kolonial Belanda.
Sementara, di kawasan Malioboro juga ada beberapa unsur budaya.
Diantaranya, adalah unsur Jawa, Tiongkok dan Kolonial.
Namun, saat ini sejumlah fasad sudah dibangun dalam bentuk modern.
Konsep fasad dan bangunan ke depan, ujar Rani, tidak diperbolehkan dengan warna yang mencolok.
Warna yang dimaksud nantinya adalah warna seragam yang memberikan kesan adem dan tenang.
Baca: Lima Tempat Makan yang Patut Dicoba saat Jalan-jalan ke Kawasan Malioboro Yogyakarta
Konsep warna ini, papar Rani sudah dipelajari tim proyek revitalisasi.
Hal ini dengan melihat contoh penataan bangunan di negara Jepang.
"Di sana restoran cepat saji pun warnanya tidak mencolok. Adem dan tidak warna hijau, kuning, merah yang mencolok," ujar Rani.
