Bantul
Festival Gudeg Manggar, Napak Tilas Kuliner Masa Ki Ageng Mangir Wanabaya
Ayam utuh, telur hingga sayur mayur dipadu-padankan sedemikian rupa menarik pandangan mata.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Muhammad Fatoni
"Namanya dihalub-halubi. Direbus sebentar habis itu ditiriskan baru dimasak," jelas Suharti.
Proses ini, katanya untuk menghilangkan pengar pada manggar.
"Kalau tidak dihalub-halubi nanti pengar. Beda rasanya kalau manggarnya langsung dimasak," tuturnya.
Resep gudeg manggar ini merupakan resep racikan istri Ki Ageng Mangir Wanabaya yakni Retno Pembayun.
Disampaikan oleh Ketua Paguyuban Soko Mangir Baru Sendangsari, Pajangan, Basri bahwa gudeg manggar ini akan dijadikan ikon Bantul kedua setelah geplak.
Menurutnya, gudeg manggar ini merupakan warisan budaya turun temurun yang menjadi kuliner napak tilas masa Ki Ageng Mangir Wanabaya.
"Kami sudah matur ke pak Bupati untuk hak patennya," kata Basri yang juga pengusaha gudeg manggar ini.
Imbuh Basri, gudeg manggar ini menjadi hidangan wajib di hari-hari besar seperti lebaran.
Bahan baku yang melimpah, memungkinkan masyarakat di kawasan tersebut untuk mengembangkan gudeg manggar. Bahkan, kata Basri, beberapa melayani pesanan hingga luar DIY.
"Ada yang pesan dari Jawa Timur, Blitar. Ada juga di Jakarta di daerah Slipi," tuturnya. (*)
