Kota Yogya

Bappeda Kota Yogya Terima Masukan Disabilitas dalam Perencanaan Pembangunan

Pemerintah Kota Yogya akan selalu memasukan rekomendasi mereka dalam perencanaan bangunan agar aksesabel bagi difabel.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Jalan landai atau ram untuk penyandang disabilitas untuk kursi roda masih terlalu curam. Derajat kemiringannya sekitar 10 derajat dari normalnya 7 derajat. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Edy Muhammad menjelaskan bahwa untuk mewujudkan kota inklusi diperlukan usaha dan masukan dari berbagai pihak, tak terkecuali penyandang disabilitas yang baru-baru ini mengadakan survei aksesibilitas difabel di Pemerintahan Kota Yogyakarta.

"Pada dasarnya, perwujudan menuju kota inklusi harus selalu dievaluasi dari berbagai pihak, termasuk dari kelompok difabel, sehingga proses perwujudannya bisa sesuai yang diharapkan," ungkapnya pada Tribunjogja.com, Kamis (13/9/2018).

Baca: Aksesbilitas Difabel di Pemkot Yogya Masih Minim

Edy menambahkan bahwa Pemerintah Kota Yogya akan selalu memasukan rekomendasi mereka dalam perencanaan bangunan agar aksesabel bagi difabel.

"Diprioritaskan pada bangunan yang punya fungsi pelayanan langsung pada masyarakat," tambahnya.

Sebelumnya, Koordinator Program Advokasi Sistem Layanan Alat Bantu Ohana Indonesia, Nala Cinde Lintangsae menjelaskan survei yang mereka lakukan dalam rangka melihat implementasi city for all atau kota yang bisa dihuni oleh semua pihak, tak terkecuali kaum difabel.

"Kita ingin melaukan survey aksesibilitas pelayanan publik. Hari ini (kemarin,red) kita simulasi juga dengan PU, Dosen Teknik Sipil UGM, pimpinan OHANA indonesia, dan Dosen ITS," tuturnya.

Nala mengatakan bahwa ada dua titik yang dijadikan tempat survey, yakni di Pemkot Yogyakarta dan Malioboro.

Pemilihan tempat di Pemkot, lanjutnya, yang berhubungan dengan pelayanan publik.

Mulai dari Bappeda, Dinzin, dan Disdukcapil.

"Sudah ada akses untuk difabel, tapi ramnya terlalu landai. Ram di Dinzin masih terlalu curam. Standarnya 7 derajat, tapi ini sekitar 10 derajat," tambahnya.

Baca: Gedung Baru di Kawasan Pemkot Yogya Dinilai Sudah Ramah Disabilitas

Ia memberikan rekomendasi atas survey tersebut yakni Pemkot lebih memaksimalkan fasilitas untuk difabel.

Ia menambahkan, toilet di Dinzin penempatannya masih salah.

Ruangannya terlalu sempit sehingga menyulitkan difabel memutar kursi rodanya dan pencahayaannya yang redup menyulitkan low vision atau tunanetra untuk menggunakannya.

"Tapi bagusnya ada loket disabilitas. Ada resepsionis yang membantu tunanetra dan tunarungu, ada kursi roda yang membantu mereka mengurus izin di sini," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved