Yogyakarta

Aksesbilitas Difabel di Pemkot Yogya Masih Minim

Organisasi Harapan Nusantara Indonesia melakukan survei terkait aksesibilitas penyandang disabilitas di Kompleks Balaikota Yogyakarta.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Jalan landai atau ram untuk penyandang disabilitas untuk kursi roda masih terlalu curam. Derajat kemiringannya sekitar 10 derajat dari normalnya 7 derajat. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah peneliti dan juga disabilitas yang tergabung dalam organisasi perlindungan dan pemenuhan hak difabel OHANA (Organisasi Harapan Nusantara) Indonesia melakukan survei terkait aksesibilitas penyandang disabilitas di Kompleks Balaikota Yogyakarta, Rabu (12/9/2018).

Mereka mendatangi beberapa OPD yang berkaitan dengan pelayanan publik untuk mencoba ketersediaan akses bagi para pengguna kursi roda maupun tunanetra yang saat itu mencoba fasilitas tersebut.

Baca: Trotoar di Kota Yogya Belum Ramah Difabel

Arin, seorang pengguna kursi roda dengan susah payah mengakses jalan landai atau ram yang diperuntukkan disabilitas di Gedung Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kota Yogyakarta.

Kedua tangannya mencengkram roda dengan kekuatan penuh dan terus berupaya mengerahkan tenaga untuk bisa sampai di pintu masuk gedung utama.

Belum sampai di sana, loket khusus disabilitas berada dekat dengan pot bunga yang menyulitkan akses kursi roda maupun penyandang tunanetra.

Survei terus berlanjut menuju akses toilet.

Berdasarkan pengamatan Tribun Jogja, keberadaan kursi tunggu untuk pemohon yang mengantre perizinan di Dinzin, ditempatkan di tengah-tengah jalan dan menyisakan sedikit ruang bagi pejalan kaki.

Akses tersebut dijajal Supriyanto, salah satu tunanetra yang berjalan menggunakan tongkatnya.

Kemudian disusul dengan pengguna kursi roda lainnya yang nampak kesulitan mengakses jalan tersebut karena terlalu sempit.

Butuh bantuan orang lain untuk menggeser keberadaan kursi tersebut sehingga bisa dilalui oleh penyandang disabilitas dengan kursi roda.

Survei tidak berhenti sampai di sana.

Sesampainya di depan pintu toilet, laju kursi roda kembali tersendat oleh keberadaan karpet.

Permukaan karpet membuat roda kursi rodanya menjadi berat dan ia kembali harus berjuang melewatinya.

Keberadaan tempat sampah yang berada di depan pintu toilet juga menjadi penghambat pengguna kursi roda untuk bisa masuk hingga akhirnya bisa mendorong pintu kamar mandi yang juga membutuhkan ektra tenaga bagi mereka.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved