Idul Adha 1439 H
Hikmah Puasa Sembilan Hari di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah
10 hari pertama bulan tersebut adalah saat-saat yang paling baik, untuk memperbanyak beribadah kepada Allah SWT.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
Orang yang berbuat baik di hari ini diyakini akan dikabulkan doanya.
Hari keempat Dzulhijah adalah hari kelahiran Nabi Isa, maka orang yang berpuasa di hari ini akan dihilangkan kesusahannya dan dikumpulkan bersama orang-orang mulia di hari kiamat.
Hari kelima Dzulhijah merupakan hari kelahiran Musa dan dimuliakan munajatnya, sehingga orang yang berpuasa hari ini diyakini akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.
Hari keenam Dzulhijjah adalah hari kemenangan para Nabi dalam menyebarkan ajaran tauhid.
Hari ketujuh Dzulhijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahanam.
Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda
"Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzulhijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya."
Baca: Tuntunan Tata Cara Shalat Idul Adha dan Hukumnya
Baca: Inilah Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha
Berpuasa pada hari kedelapan yang merupakan hari tarwiyah akan mendatangkan pahala yang sangat besar.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Barang siapa yang tidak melakukan ibadah haji, maka ia di sunahkan baginya untuk berpuasa pada hari tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Dzulhijjah dimana ia akan memperoleh kebaikan dari Allah berupa pengampunan dosa 1 tahun yang telah lalu" (HR. Bukhori)
Sedangkan hari kesembilan disebut hari tasu’a.
Orang-orang yang berpuasa di hari itu diyakini akan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Baca: Inilah Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha
Baca: Begini Niat dan Tata Cara Lengkap Melaksanakan Shalat Idul Adha
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Sedangkan tanggal 10 Zulhijah merupakan perayaan Idul Adha, sehingga umat Islam dilarang berpuasa. (*)