Yogyakarta
Dua Pelaku Pengeroyokan di SSA Tertangkap
Dua pelaku pengeroyokan yang menewaskan Muhammad Iqbal Setyawan sudah tertangkap.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
"Di kening dan mata hitam semua, seperti bekas benda tumpul. Dibagian belakang juga di gebug," ujar Suratno sembari menunjukan beberapa bagian tubuh keponakannya yang luka.
Saat ini, di rumah duka tenda sudah terpasang, dan sejumlah tamu sudah berdatangan untuk mengantar kepergian korban ke tempat Peristirahatan terakhir.
Jenazah Muhammad Iqbal sendiri rencannya akan dimakamkam hari ini, pukul 14.00 WIB, di pemakaman umum Dusun Balong.
Patuh dan Penyayang
Di mata keluarga dan sahabat, Muhammad Iqbal (16), remaja yang meninggal dunia setelah menonton laga derby DIY, PSIM Yogyakarta vs PSS Sleman di Stadion Sultan Agung (SSA), Kamis (26/7/2018), dikenal patuh dan penyayang.
Paman Iqbal, Suratno, mengungkapkan, dalam keseharian, Muhammad Iqbal itu sosok anak yang penurut.
Dia sering membantu orang tuanya untuk membersihkan rumah.
"Anaknya penurut, dirumah sering nyapu, ngepel, nyuci piring. Kalau libur sekolah juga dirumah ngemong (mengasuh) adiknya," ujar Suratno, saat ditemui dirumah duka, Jumat (27/7/2018).
Muhammad Iqbal adalah anak kedua dari Aiptu Suradi, anggota kepolisian Sektor Pleret, Bantul.
Ia menjadi korban penganiayaan setelah menyaksikan pertandingan derby DIY, PSIM Yogyakarta vs PSS Sleman di Stadion Sultan Agung (SSA), Kamis (26/7/2018).
Korban diketahui meninggal dunia di Rumah Sakit Permata Husada, Pleret, Kamis malam, sekira pukul 21.00 WIB.
"Ketika jenazah ketemu di Rumah Sakit, semua teman-teman Iqbal itu semua nangis. Kalau Iqbal bukan anak baik, tidak mungkin semua temannya itu menangis seperti itu," ujar Suratno.
Di ungkapkan pula oleh Bibi korban, Suwarti, Iqbal merupakan anak piatu.
Ia sudah ditinggal oleh ibu kandungnya sejak usia 2.5 tahun.
"Iqbal sudah ditinggal ibunya sejak kecil. Sejak usia 2.5 tahun. Selama ini Iqbal diasuh sama Ibu sambung, namanya Tri Wahyuningsih," ungkapnya.
"Iqbal itu anaknya baik hati, anteng pendiam, sopan sama orang tua. Penuh kasih sayang juga sama adik-adiknya," imbuh dia.
Saat ini, suasana duka masih terasa di kediaman Muhammad Iqbal (16) di dusun Balong RT 4, Timbulharjo, Sewon, Bantul.
Tangis Tri Wahyuningsih, ibu sambung korban tak bisa dibendung, ketika tamu dan tetangga mulai berdatangan di rumah duka.
Suradi, ayah kandung Iqbal juga tampak tak bisa menyembunyikan rasa dukanya.
Namun ia terlihat mencoba tegar.
Jenazah Iqbal rencannya, akan dikebumikan hari ini pukul 14.00 WIB di pemakaman umum dusun Balong. (TRIBUNJOGJA.COM)
