Aktivitas Merapi

Setelah Letusan Merapi, Aktivitas Warga Kembali Normal

Jampang mengungkapkan, sejak pagi dia sudah bekerja. Ketika Merapi meletus, dia hanya melihat dan tidak merasa panik.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
IST
Aktivitas warga di kali kuning tetap berjalan seperti biasa setelah letusan pada pukul 08.20, Jumat (1/6/2018) 

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Letusan Merapi kembali terjadi pada Jumat, 08.20 WIB.

Meskipun demikian, aktivitas mencari pasir secara manual di Kali Kuning tetap dilakukan oleh Jampang (61), seorang warga Hargobinangun.

Jampang mengungkapkan, sejak pagi dia sudah bekerja.

Ketika Merapi meletus, dia hanya melihat dan tidak merasa panik.

"Tadi meletus terlihat dari sini. Getarannya juga terasa. Saya tahu, dan hanya melihat. Lalu, saya kembali beraktivitas lagi. Aktivitas Merapi seperti ini sudah biasa, jadi tidak panik," jelasnya.

Dia menuturkan, aktivitas Jeep wisata di Kali Kuning juga masih tetap berjalan.

Baca: Pascaerupsi Merapi, BTNGM Kembali Tutup Sejumlah Tempat Wisata

"Kalau saya sudah 38 tahun disini. Kalau awannya pekat ada kemerahan biasanya bahaya. Tapi kalau keputihan tidak ada apa-apa, sudah tahu gejala alamnya. Kalau Jeep tadi baru ramai setelah dhuhur. Warga lain juga tetap aktivitas biasa," jelasnya.

Sementara itu, Joko Supriyanto selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengungkapkan, di beberapa desa ada warga yang langsung melakukan evakuasi mandiri ke Barak-barak pengungsian.

Joko menuturkan, di Glagaharjo sendiri setidaknya terdapat 500 warga yang turun ke pengungsian setelah mengetahui adanya letusan.

"Warga langsung turun ke Barak. Di Glagaharjo ada 500 orang. Purwobinangun ada 200 orang, Girikerto ada 120 orang, Titik kumpul Turgo ada 300 orang," jelasnya.

Dia menuturkan, meskipun demikian, sampai saat ini aktivitas Merapi masih waspada, dan warga juga belum diinstruksikan untuk mengungsi.

"Status Merapi masih waspada, letusannya bukan letusan yang membahayakan. Hanya lontaran material. Jarak yang aman sejauh 3 kilometer, sedangkan jarak rumah warga juga sejauh 5 kilometer, sehingga warga aman. Kita berikan sosialisasi dan pengertian, sehingga warga kembali lagi ke rumah," jelasnya.

Baca: BPPTKG: Proses Ekstrusi Magma Cair Merapi Lebih Lambat, Hanya 17- 40 Meter Perhari

Sementara itu, Sriyono, selaku Ketua Tagana Sleman yang rumahnya berada di dusun Balong, Umbulharjo mengatakan, saat kejadian dirinya berada di rumah dan langsung bergegas mengatur evakuasi warga.

Dia menjelaskan, evakuasi berjalan dengan kondusif. Hanya saja, adanya getaran sempat membuat warga sedikit geger.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved