Curhat Cak Percil Selama di Penjara di Hongkong
omedian Deni Afriandi asal Jawa Timur, mengungkapkan pengalamannya semasa menjadi orang hukuman di Penjara Lai Chi Kok, Hong Kong.
Menurutnya, di Penjara Lai Chi Kok Hongkong telah diatur satu deret untuk narapidana muslim.
Biasanya, ada sipir yang memberitahu waktu salat.
Di tempat itu telah disediakan ruangan khusus ibadah bagi narapidana dan petugas penjara yang beragama Islam.
"Saya selalu kebagian jadi juru adzan. Ayo Indonesia adzan," katanya menirukan narapidana lain kala itu.
Nah, apabila menjelang malam ia selalu mengumandankan adzan di dalam sel.
Sepengetahuannya, meski para penghuni penjara berbeda agama, mereka selalu menjunjung toleransi.
"Mereka selalu menghormati ketika ada suara adzan," tambahnya.
Selain itu ada kebiasan para narapidana ketika berada di dalam sel yakni bernyanyi bersama.
Deretan sel yang dihuni para narapidana dari berbagai negara tersebut masing-masing akan bernyanyi secara bergantian.
Satu sel dihuni dua orang narapidana.
"Menyanyi pakai bahasa dari negara masing-masing," katanya.
Saat mulai menyanyi ada komando dari seorang narapidana. Ia akan berteriak menyebut nama negara yang mendapat giliran bernyanyi.
"Giliran aku nyanyi lagu Jawa, Suket Teki," katanya.
Setidaknya, menyanyi dapat melepaskan beban sekaligus meluapkan perasaan. (surya/don)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sang Istri Langsung Lemas Ketika Tahu Cak Percil Dipenjara di Hong Kong.
