Curhat Cak Percil Selama di Penjara di Hongkong

omedian Deni Afriandi asal Jawa Timur, mengungkapkan pengalamannya semasa menjadi orang hukuman di Penjara Lai Chi Kok, Hong Kong.

Editor: Iwan Al Khasni
ist
Cak Percil dan Cak Yudho 

TRIBUNJOGJA.COM BLITAR - Komedian Deni Afriandi (Cak Percil) asal Jawa Timur, mengungkapkan pengalamannya semasa menjadi orang hukuman di Penjara Lai Chi Kok, Hong Kong.

Saat menghuni penjara bersama rekannya, Yudo Prasetyo (Cak Yudo), ia kesulitan tidur karena suhunya 6 derajat celcius.

"Saat itu bertepatan suhunya dingin. Saya nggak bisa tidur, suhunya 6 derajat," ungkap Cak Percil ketika ditemui di kediamannya, Desa Balerejo, Kecamatan Panggung Rejo, Kabupaten Blitar, Jumat (9/3/2018).

Setelah menjalani persidangan di Pengadilan Shatin Hong Kong, hakim menyatakan Cak Percil dan Cak Yudo melanggar peraturan negara Hong Kong tentang imigrasi yakni penyalahgunaan visa kunjungan.

"Bagaimana ya. Syok itu pasti karena harus hidup di tahanan," ucapnya.

Ketika pertama kali menghuni sel, ia selalu teringat keluarga di kampung halaman. Apalagi, di rumahnya menjadi tempat berkumpul para seniman.

"Sedih pasti ya, ingat anak dan istri," katanya.

Kabar mengenai suaminya tentu saja membuat sang istri, Deni Kristiani (30), kebingungan.

"Saya langsung lemas, bingung harus berbuat apa," kata Deni Kristiani.

Cak Percil berupaya menyesuaikan diri dengan kehidupan di penjara.

Pria 31 tahun ini menyebut dirinya bercampur dengan para narapidana dari berbagai negara.

Namun Cak Percil mengatakan fasilitas di dalam penjara Hong Kong sangat baik. Dalam satu hari makan tiga kali. Menunya enak.

"Makan di penjara di luar negeri pakai wadah seperti nampan besi. Ya, mirip dengan film-film action di dalam penjara itu," katanya.

Aktivitasnya ketika mendekam di dalam sel penjara yakni mengikuti jadwal kegiatan yang telah ditetapkan.

"Biasanya, ya makan pagi setelah itu olahraga bersama narapidana lain," ucapnya.

Menurutnya, di Penjara Lai Chi Kok Hongkong telah diatur satu deret untuk narapidana muslim.

Biasanya, ada sipir yang memberitahu waktu salat.

Di tempat itu telah disediakan ruangan khusus ibadah bagi narapidana dan petugas penjara yang beragama Islam.

"Saya selalu kebagian jadi juru adzan. Ayo Indonesia adzan," katanya menirukan narapidana lain kala itu.

Nah, apabila menjelang malam ia selalu mengumandankan adzan di dalam sel.

Pelawak Cak Percil dan istrinya
Pelawak Cak Percil dan istrinya (ist)

Sepengetahuannya, meski para penghuni penjara berbeda agama, mereka selalu menjunjung toleransi.

"Mereka selalu menghormati ketika ada suara adzan," tambahnya.

Selain itu ada kebiasan para narapidana ketika berada di dalam sel yakni bernyanyi bersama.

Deretan sel yang dihuni para narapidana dari berbagai negara tersebut masing-masing akan bernyanyi secara bergantian.

Satu sel dihuni dua orang narapidana.

"Menyanyi pakai bahasa dari negara masing-masing," katanya.

Saat mulai menyanyi ada komando dari seorang narapidana. Ia akan berteriak menyebut nama negara yang mendapat giliran bernyanyi.

"Giliran aku nyanyi lagu Jawa, Suket Teki," katanya.

Setidaknya, menyanyi dapat melepaskan beban sekaligus meluapkan perasaan. (surya/don)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sang Istri Langsung Lemas Ketika Tahu Cak Percil Dipenjara di Hong Kong.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved