Sekolah di Gunungkidul Ini Tambah Pendapatan Guru Honorer Lewat Usaha Budidaya Jamur Tiram
Sekolah membangun budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan ruang kosong yang tak terpakai di sudut sekolah.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Diakuinya, honor dari GTT dan PTT di sekolahnya memang masih minim.
Honornya hanya sekitar 20 persen dari BOS.
Maka dari itu, hasil dari budidaya jamur tiram dapat menambahkan pendapatan untuk guru tidak tetap dan pegawai tetap di sekolahnya.
"Honor mereka hanya didapatkan dari BOS hanya 20 persen maksimal. Padahal ada GTT yang jarak rumah dengan sekolah jauh, dan jika upahnya hanya Rp 200.000 untuk uang bensin saja habis. Maka dari itu, kami harapkan dengan budidaya ini dapat menambah penghasilan mereka," ujarnya.
Baca: Unik, Jamur Ini Langka dan Hanya Ada di Indonesia, Inilah Beberapa Keunikannya
Ke depan pihaknya ingin bekerjasama dengan dinas Pertanian dan Pangan untuk mengembangkan budidaya jamur tiram ini.
Hal in agar usaha budidaya jamur tiram ini dapat semakin berkembang.
Dirinya pun berharap agar sekolah lain juga menerapkan yang sama dilakukan di SD Jatiasri.
"Kami masih membutuhkan pendampingan dari dinas Perindustrian dan perdagangan kabupaten Gunungkidul untuk membantu dalam pengembahan hasil. Misalnya pelatihan membuat olahan dari jamur tiram," ujarnya.
salah seorang GTT Siti Utami menyambut baik adanya usaha budidaya jamur tiram ini, selain untuk media pembelajaran bagi siswa serta edukasi berupa upaya pemanfaatan limbah gergaji kayu, juga menambah penghasilanya.
"Kami menyambut baik terobosan kepala sekolah untuk menambah penghasilan GTT/PTT. Alhamdullilah bisa menambah penghasilan,"katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)