Fungsi Bahasa Jawa Tidak akan Dapat Digantikan Bahasa Indonesia maupun Asing
Seperti itulah yang dikatakan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa yang juga merupakan Pakar Filsafat Jawa.
Untuk itu, guru harus menugaskan muridnya untuk menonton televisi yang memuat forum bahasa Jawa maupun ke paguyuban yang memang mempelajari bahasa Jawa.
Baca: Dianggap Kurang Gaul, Eksistensi Bahasa Jawa Terancam
“Masyarakat tentunya juga sangat memiliki peran penting dalam pelestarian bahasa Jawa. Adanya paguyuban serta upacara adat yang menggunakan bahasa Jawa, merupakan sebagian dari sarana sosialisasi bahasa Jawa,” ungkap Sutrisna.
Sutrisna yakin bahwa bahasa Jawa tidak akan punah selama adanya masyarakat yang masih menggunakan bahasa Jawa.
Seperti halnya di Suriname yang ditinggali oleh masyarakat Jawa sekitar 110 tahun lamanya.
“Generasi Jawa di Suriname masih menggunakan bahasa Jawa. Sepanjang masyarakat Jawanya masih ada, maka bahasa Jawa pasti masih terus ada. Memang benar kosa-kata ada yang punah karena tidak dipakai. Namun, kata-kata pokok dan baku akan masih terus dipakai,” terang Sutrisna
Mengenai cara yang paling efektif untuk tetap melestarikan bahasa Jawa, terdapat beberapa cara.
Pertama, tetap diajarkan disekolah yang termuat dalam pelajaran muatan lokal. Karena fungsi sekolah yang memang dipercaya sebagai instansi pendidikan.
Kedua, dengan cara sosialisasi di masyarakat. Karena fungsi bahasa Jawa sebagai bahasa budaya, tentunya forum-forum dimasyarakat menggunakan bahasa Jawa.
“Kemudian di desa yang masih kental menggunakan bahasa Jawa, itu saya kira tempat atau arena yang efektif dalam pelestarian bahasa Jawa,” kata Sutrisna
Ketiga, juga diperlukan 1 hari penggunaan bahasa Jawa dalam instansi pemerintah. Hal tersebut juga diperlukan untuk mestarikan dan mengembangkan bahasa Jawa. (TRIBUNJOGJA.COM)