Peringatan 44 Tahun Malari Digelar di UC UGM

Hariman mengatakan permasalahan sejak 44 tahun yang lalu, bahkan setelah reformasi pasca 1998, masih sama.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Aktivis senior Hariman Siregar membuka acara peringagan 44 tahun Malari di UC UGM, Senin(15/1/2018). 

Baca: Cak Nun: Semua Ini Masalah Ketidakadilan Sosial

Bhima menuturkan, salah satu cara menyelesaikannya adalah proyek jangka panjang dan pendek.

Untuk jangka panjang, bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya melalui pendidikan.

Untuk jangka pendek, harus ada reshufle kabinet.

Menurutnya, bagi yang mampu silakan menjadi menteri namun bagi yang tidak, untuk segera diganti.

“Bagi saya generasi muda tidak ada beban sejarah dan politik. Silakan saja diganti. Jangan sampai kekuasaan negeri ini jatuh pada orang yang tidak tepat," ucapnya.

Sedangkan sastrawan dan budayawan Emha Ainun Najib yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, Malari adalah kaca benggala agar para penguasa bercermin.

Namun yang terjadi seakan sudah tidak ada lagi yang bisa membedakan wajah buruk dan wajah baik.

Saat disinggung tentang semangat Malari di era saat ini, Cak Nun menekankan, "tidak ada pewarisan, setiap orang harus berdaulat dengan dirinya masing-masing," tandasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved