Kecelakaan Jip Lava Tour Merapi Dianggap Mencoreng Citra Asosiasi
Dardiri pun meminta kepada dinas terkait seperti Dishub maupun pihak kepolisian agar dapat saling berkoordinasi
Penulis: app | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketua Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Sisi Barat, Dardiri mengatakan, kecelakaan Jip Lava Tour Merapi yang menewaskan Fatunhikmah (50) warga Gabus, Pati, Jawa Tengah dapat mencoreng citra asosiasi jip.
Apalagi, diketahui bahwa pengemudi tidak memilki SIM serta kendaraan yang digunakan tidak lengkap surat-suratnya.
Untuk itu ia menekankan 29 komunitas yang tergabung dalam asosiasi ini untuk menaati aturan yang ada.
"Jujur saja saya salahkan (pengemudi dan komunitas) mengapa sampai seperti ini. Kan ada atrannya di asosiasi," jelasnya Senin (8/1/2018).
"Dari asosiasi sudah ditekankan bahwa semua keselamatan wisatawan utama. Driver itu ternyata baru 10 hari (kerja), komunitas mungkin tidak menyampaikan aturannya," timpalnya.
Dardiri sendiri sudah menegaskan kepada 29 komunitas jip yang tergabung agar selalu menaati aturan baik kelengkapan pengemudi maupun juga kelayakan jip, seperti sabuk pengaman contohnya.
"Satu dua oknum masih ada yang sering gampangke," cetusnya.
Baca: Dinas Pariwisata Sleman akan Lakukan Pembinaan ke Komunitas Jip Lava Tour Merapi
"Kerasnya saya itu bermaksud membimbing. Akhirnya satu kasus ini yang kena dampaknya seluruhnya. Sudah saya wanti-wanti namanya pemandu atau driver kalau belum punya SIM jangan sampai di kasih jalan," tegasnya.
Dardiri pun secara pribadi tidak segan-segan untuk tidak memberikan izin jalan kepada penyedia jasa wisata jip yang tidak memiliki kelengkapan baik SIM maupun surat-surat kendaraan.
"Semuanya kena. Makanya saya tekankan jangan dibuat dolanan karena menyangkut nyawa yang banyak. Asosiasi saya tekankan juga seadainya kelengkapan belum terpasang, secara pribadi saya tidak perbolehkan jalan (jip)," tuturnya.
Dardiri pun meminta kepada dinas terkait seperti Dishub maupun pihak kepolisian agar dapat saling berkoordinasi perihal masalah ini, agar ke depannya juga tidak terulang kembali kasus serupa.
Baca: Kecelakaan Jip Wisata Lava Tour Merapi: Pengemudi Jip Diketahui Tak Miliki SIM
Lebihi Muatan
Dardiri pun menegaskan, jumlah idealnya jip mengangkut empat penumpang.
Namun faktanya dalam kasus tersebut, pengemudi membawa enam penumpang hal tersebut sangat ia sesalkan.
"Butuh peran komunitas, 800 jip lebih saya ngawasi sendiri tentu nggak bisa," terangnya.
"Maksimal empat orang, kelebihan risikonya tentu jip limbung dan berbahaya. Namanya jip sasisnya pendek," terangnya.
Baca: Seorang Korban Kecelakaan Jip Wisata Lereng Merapi Meninggal Dunia
Selain itu, ia juga menegaskan agar pengemudi tidak memacu kendaraannya secara ugal-ugalan.
Apalagi sampai terpancing oleh penumpang untuk berjalan kencang.
"Kita bukan untuk offroad dan balapan. Wisatawan yang harus dipikir senyaman mungkin. Pemandu bahkan jangan terpancing jika disuruh kencang sama penumpang," pungkasnya.
Atas kejadian tersebut, Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) pun turut berbela sungkawa.
Asosiasi bersama perwakilan Dinas Pariwisata Sleman juga telah ke rumah duka di Pati.
Selain melayat, asosiasi juga memberikan tali asih kepada korban. (TRIBUNJOGJA.COM)