Bandara Kulonprogo

Angkasa Pura I Minta Relokasi Makam Dirampungkan Secepatnya

Lahan bekas makam akan digunakan untuk membangun apron atau pelataran pesawat yang juga berbatasan dengan runway atau landasan pacu.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Pemakaman terdampak pembangunan bandara di wilayah Kebonrejo mulai direlokasi ke areal baru. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - PT Angkasa Pura I berharap relokasi pemakaman umum yang terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa secepatnya dirampungkan.

Project Manager Pembangunan NYIA PT AP I, Sujiastono mengatakan, pekerjaan pembangunan saat ini masih berfokus pada pembersihan lahan (land clearing).

Menurutnya, pekerjaan sejauh ini masih dalam koridor linimasanya.

Jadwal dan tahapan pembangunan tidak terganggu meski land clearing belum rampung.

Merujuk pada data dari PT Pembangunan Perumahan selaku kontraktor pelaksana land clearing, progres pembersihan lahan hingga awal November ini sudah mencapai 430 hektare dari total keluasan lahan pembangunan bandara sebesar sekitar 500 hektare.

Masih ada 157 hektare lahan lain yang belum bisa diratakan oleh alat berat.

"Sekarang masih land clearing. (Relokasi makam) target ya secepatnya. Sekarang kan sudah berjalan," kata Sujiastono, Jumat (10/11/2017).

Jika proses relokasi makam sudah dituntaskan warga, pihaknya akan melakukan penyisiran kembali untuk memastikan bahwa semua makam benar-benar telah dikosongkan.

Seandainya ada makam yang belum dipindah, pihaknya akan langsung memindahkannya ke lain tempat.

Ini juga termasuk kemungkinan adanya makam yang tertinggal karena tidak ada ahli waris yang mengurusnya.

Pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah setempat.

"Kita akan sisir lagi kalau ada makam yang tertinggal, akan langsung kita pindahkan," ujarnya.

Terkait lahan bekas makam, beberapa titik menurutnya akan digunakan untuk pembangunan struktur bandara.

Meski tak menyebut detail, Sujiastono mengatakan bahwa lahan bekas makam akan digunakan untuk membangun apron atau pelataran pesawat yang juga berbatasan dengan runway atau landasan pacu.

Adapun desain pembangunan bandara hingga kini masih dimatangkan PT AP I.

Dari pengamatan Tribunjogja.com, letak lahan pemakaman di areal pembangunan bandara itu tersebar di beberapa titik dekat pemukiman warga.

Wilayah pemukiman di Desa Glagah dan Palihan jika merujuk pada mapping lahan pembangunan NYIA akan menjadi lokasi pembangunan airside (runway, taxiway, apron) dan landside (terminal penumpang, kompleks kargo, perkantoran).

Adapun wilayah Kebonrejo nantinya akan menjadi akses jalan utama menuju bandara dari jalan nasional.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya memang menginginkan pemindahan pemakaman itu dilakukan tanpa ribet. Dalam artian, pemindahan dilakukan sesederhana dan secepat mungkin. "Mindahnya disederhanakan saja dan nanti pemakaman barunya bisa dibuat konsep seperti makam pahlawan. Tidak perlu ribet," kata Hasto.

Terkait upaya percepatan pembangunan bandara, Hasto menyebut pihaknya tidak akan mengabaikan keberadaan sejumlah warga yang masih menolak megaproyek tersebut.

Pemkab Kulonprogo dalam hal ini akan terus mendekati warga tersebut secara persuasif.

Dia memahami jika ada berbagai alasan yang membuat sebagian warga menolak.

"Namun, bersikap kooperatif juga penting agar tidak jadi pihak yang dirugikan. Kami mengedepankan langkah persuasif dan akan mendekati warga satu per satu," ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved