Masyarakat Diharapkan Berperan Serta dalam Kampanye dan Menjaga Kawasan Sumbu Filosofi
Untuk mendukung kampanye tersebut diperlukan program sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setelah masuknya Yogyakarta dengan sumbu filosofisnya pada tentative list UNESCO tersebut diharapkan ada peran serta bagi masyarakat dalam kampanye dan menjaga kawasan Sumbu Filosofi tersebut.
Lanjut Lakshmi, untuk mendukung kampanye tersebut diperlukan program sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keberadaan sumbu filosofi di Yogyakarta.
Sehingga masyarakat dapat berperan serta dalam melindungi, mengembangkan, memanfaatkan serta mampu mengkomunikasikan sumbu filosofi Yogyakarta.
Konsep kegiatan ini adalah sosialisasi dengan Tema Yogyakarta Menuju Warisan Budaya Dunia yang diawali dengan pemutaran film Sumbu Filosofi dan dilanjutkan dengan materi sosioalisasi oleh Grup Angkringan dan narasumber dari Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Daerah.
Baca: Masyarakat Diharapkan Sadar Sumbu Filosofi Yogyakarta
Tiga titik bakal menjadi penyelenggaraan sosialisasi ini yakni Panggung Krapyak, Taman Parkir Abubakar dan Sasono Hinggil Dwi Abad.
Lakshmi menambahkan, adanya Undang-Undang No 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY semakin memperkuat status keistimewaan Yogyakarta.
Implementasi dari undang-undang tersebut dijelaskan bahwa kebudayaan menjadi salah satu kewenangan dalam urusan keistimewaan DIY.
Adapun kewenangannya ialah untuk penyelenggaraan dan memelihara serta mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni dan tradisi luhur.
"Untuk itulah segala bentuk tata kelola kebudayaan yang ada termasuk didalamnya dapat dikelola
terkait dengan perlindungan, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya terutama penanda keistimewaan Yogyakarta. Salah satu penanda keistimewaan DIY ialah adanya sumbu filosofi," terang Lakshmi.(TRIBUNJOGJA.COM)