Kronologi Terbongkarnya Kebohongan Dwi Hartanto, 6 Fakta Kebohongan dan Permohonan Maafnya
Ia juga disebut sebagai “Penerus Habibie”, Presiden Ke-3 Indonesia dan tokoh besar dalam bidang teknologi
5. Berbohong soal kemenangan di kompetisi jerman
Dwi mengaku berbohong mengenai kemenangan di kompetisi antarbadan antariksa di Jerman pada 2017. Dia juga mengaku memanipulasi cek hadiah. Teknologi Lethal weapon in the sky dan paten beberapa teknologi lain, diakuinya tidak pernah ada.
Demikian juga bahwa dirinya dan tim sedang mengembangkan teknologi pesawat tempur generasi keenam. Itu semua tidak benar.
"Saya mengakui bahwa ini adalah kebohongan semata. Saya tidak pernah memenangkan lomba riset teknologi mt&v-space agency dunia di Jerman pada tahun 2017," tulisnya.
6. Bukan Habibie yang Memintanya Bertemu
Tentang pertemuan dengan B.J. Habibie, Dwi mengatakan bukan Habibie yang meminta bertemu dengannya, tapi dialah yang meminta pihak KBRI Den Haag untuk dipertemukan dengan Habibie.
Karena semua kebohongan itu juga di-posting oleh Dwi di akun media sosialnya, salah satunya Facebook, Dwi mengaku sudah menutup akun tersebut.
Dwi membenarkan dia diundang ke acara Visiting World Class Professor di Jakarta. Tapi segala kompetensi yang disebutkan sebagai alasan dia diundang, adalah tidak benar.



Dwi sudah menjalani serangkaian sidang kode etik di TU Delft sejak 25 September 2017. Namun keputusannya masih dalam proses.
Ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
“Perbuatan tidak terpuji/kekhilafan saya, seperti yang tertulis di dokumen ini adalah murni perbuatan saya secara individu yang tidak menggambarkan perilaku pelajar maupun alumni Indonesia di TU Delft secara umum,” katanya, mengakhiri.

Awal Kebohongan itu Terbongkar
Tanggal 2 Oktober 2017 akun Deden Rukmana di facebook mengunggah surat terbuka tentang ilmuan Indonesia.
Berikut isi lengkap surat itu:
SURAT TERBUKA TENTANG ILMUWAN INDONESIA