Gerhana Matahari Total 2016
4 Cara Melihat Gerhana Matahari dengan Aman
Sinar matahari pada saat gerhana bahaya bagi mata kita. Bahaya yang ada bukan dari gerhana, tetapi dari sinar matahari itu sendiri.
Penulis: una | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mungkin masih ada beberapa masyarakat yang masih ragu untuk mengamati gerhana matahari pada 9 Maret 2016 nanti.
Karena fenomena tersebut merupakan fenomena yang langka, hendaknya masyarakat tak usah ragu untuk keluar dan mengamatinya.
Namun, pengamatan terhadap gerhana matahari tentunya juga harus dilakukan dengan aman.
Memang benar bahwa sinar matahari pada saat gerhana bahaya bagi mata kita. Bahaya yang ada bukan dari gerhana, tetapi dari sinar matahari itu sendiri.
Apalagi Yogyakarta merupakan daerah yang akan mengalami gerhana matahari sebagian bukan total. Secara otomatis, cahaya matahari masih terpancar saat gerhana.
"Seperti yang diungkapkan Dr. Mahasena Putra Kepala Observatorium Bosscha, bahwa mata manusia tidak kuat melihat cahaya dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang cukup lama. Cahaya lampu motor, blitz kamera, cahaya senter, dan sumber cahaya dengan intensitas tinggi lainnya sama bahayanya dengan cahaya matahari," ujar Toni Kus Indratno, Peneliti Pusat Studi Astronomi dan dosen Pendidikan Fisika UAD.
Toni Kus Indratno menambahkan bahwa sinar matahari (dengan panjang gelombang 380 nm) akan langsung ditransmisikan ke retina mata.
Berdasarkan fisiologi struktur mata, cahaya matahari khususnya komponen UV merupakan penyebab terjadinya reaksi kimia yang mempercepat penuaan lapisan mata, membuat katarak.
Atau dalam kondisi menatap langsung matahari dapat menyebabkan retina terpanggang.
Sinar ultraviolet pada matahari akan menjadi pemicu beberapa reaksi kimia pada sel mata. Reaksi tersebut akan merusak kemampuan sel dalam merespons objek visual.
Dalam intensitas yang besar dan lama, bahkan menyebabkan kerusakan parah hingga mata mengalami buta sementara atau bahkan buta permanen.
Pastinya kita tak mau ambil risiko dengan kesehatan mata kita. Untuk itu ada 4 cara aman yang bisa kita lakukan untuk melihat gerhana matahari sebagian.
"Pertama, kita bisa menggunakan filter matahari. Filter matahari yang disarankan adalah filter ND 5 yang berarti neutral density 5. Jadi sinar matahari yang diteruskan oleh filter tersebut ke mata kita hanya seperseribu persen dari sinar matahari asalnya. Sehingga, mata kita nyaman dan aman untuk melihat matahari," jelas Toni Kus Indratno.
Walaupun kita tak melihat langsung matahari atau menggunakan kamera, teleskop, kacamata hitam, dan sebagainya.
Kesemua alat tersebut juga membutuhkan filter matahari karena tidak ada satu pun dari cara-cara ini yang cukup kuat untuk melindungi mata kita.
Cara kedua yaitu menggunakan kacamata matahari dengan filter matahari jenis ND5 yang mereduksi cahaya matahari sampai 105 kali. Namun, durasi ketika menatap matahari juga harus diperhatikan. Maksimal melihat hanya 2 menit saja.
Pengamatan menggunakan teknik lubang jarum atau pinhole juga merupakan cara yang aman.
Cara ini dilakukan dengan melewatkan cahaya matahari melalui ruang sempit kemudian diproyeksikan pada sebuah bidang datar yang gelap. Pada bidang datar inilah, akan tampak proses gerhana matahari.
Jika ketiga cara diatas masih tidak mampu membuat masyarakat berani untuk menyaksikan secara langsung, maka masyarakat bisa melihat gerhana matahari secara streaming.
Dengan menyaksikan melalui live streaming kita tidak hanya bisa melihat gerhana di titik kita berada saja, namun bisa melihat gerhana dari berbagai tempat.
Di Yogyakarta yang telah melakukan persiapan streaming adalah tim gerhana UAD. Sejumlah dua buah teleskop celestron yang disambungkan dengan kamera DSLR disiapkan untuk proses streaming nasional.
"Teleskop celestron yang kami siapkan ada yang bentuk kecil dan besar. Teleskop ukuran beasr yang beremot kontrol digunakan untuk streaming. Selain itu kami juga mempersiapkan teleskop untuk publik," ujar Ginanjar A.Muhammad, bagian streaming Tim Gerhana UAD Jogja.
Hasil dari tangkapan teleskop tersebut bisa diakses di web http://gerhana-indonesia.id/id/live-straming. Selain itu terdapat beberapa web yang bisa masyarakat akses yaitu http://media.kominfo.go.id, http://lapan.go.id, http://pastron.uad.ac.id/GMT2016.
"Mari kita sambut dan amati gerhana matahari dengan bahagia dan diakhiri pula dengan bahagia tanpa gangguan pada kesehatan mata," tambah Toni Kus Indratno. (tribunjogja.com)