Gunungkidul

Sidak di Pasar Argosari, BBPOM Temukan Makanan Berformalin

Dari pantauan BBPOM DIY, teri nasi Medan yang ditemui di Pasar Argosari memiliki kandungan formalin yang cukup tinggi

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto
Petugas BBPOM saat melakukan tes beberapa makanan di Pasar Argosari, Senin (15/4/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Jelang Ramadan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah melakukan pemantauan makanan di Pasar Argosari, Wonosari, Senin (15/4/2019).

Bupati Gunungkidul, Badingah menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli makanan karena beberapa bahan makanan yang beredar di pasar tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan.

"Ada beberapa bahan makanan seperti kerupuk yang pewarnanya menggunakan bahan tekstil, selain itu juga ada bahan makanan seperti teri yang ada kandungan formalin tinggi," ujarnya.

Baca: Menikmati Manis-Gurihnya Gurameh Bakar Ala Jambon Resto

Selain menghimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan, Badingah juga mengingatkan masyarakat agar memilih makanan dengan warna yang natural.

"Masyarakat bisa memilih warna-warna makanan yang tidak terlalu mencolok jangan pilih makanan berwarna mencolok seperti oranye, biru, merah ditakutkan pewarnanya menggunakan pewarna tekstil," jelasnya.

Selanjutnya dirinya berharap saat memasuki Ramadan harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil tidak terjadi kenaikan harga yang sangat signifikan.

"Memang jelang bulan puasa harga bahan pokok biasanya naik tetapi saat melakukan pemantauan ini harga-harga masih stabil harapannya saat bulan puasa kenaikan harga tidak signifikan maka akan kita antisipasi dengan menerjunkan tim di Kabupaten Gunungkidul," paparnya.

Baca: GTF 2019, Langkah Awal Gunungkidul Menuju Destinasi Global

Untuk mengantisipasi kenaikan harga pihaknya akan memberikan pembinaan-pembinaan kepada para pedagang di pasar-pasar yang ada di Kabupaten Gunungkidul.

"Kita kebanyakan pasokan-pasokan bahan makanan dari luar Yogyakarta seperti bawang merah dan putih yang mengalami kenaikan harga padahal kita sudah panen beberapa waktu lalu," ucapnya.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY, Rustyawati mengatakan pihaknya mengambil sampel makanan sebanyak 17 item makanan, seperti kerupuk, roti, dan makanan lainnya.

"Dari 17 bahan makanan tersebut tiga makanan diketahui positif mengandung zat berbahaya yakni boraks dan pewarna tekstil. Bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya adalah bleng yang seringkali digunakan sebagai campuran makanan positif mengandung boraks, kerupuk berwarna mengandung pewarna tekstil, serta teri nasi atau teri medan yang ternyata mengandung formalin cukup tinggi," paparnya.

Baca: BBPOM DIY Temukan Ribuan Pangan, Kosmetik dan Obat Tidak Layak Edar

Menurutnya untuk teri nasi Medan sering sekali ditemui kandungan formalin yang cukup tinggi, dan pihaknya kesulitan dalam mencari siapa pelaku yang menggunakan formalin pada terinya.

"Tidak tahu juga siapa yang mencampur dengan formalin apakah produsennya atau penjualnya. Nanti kita telusur lebih lanjut, untuk sanksi tidak ada tetapi yang berlaku adalah sanksi sosial," ucapnya.

Namun dari hasil temuan di lapangan diketahui, makanan tersebut biasanya dari luar Yogyakarta.

Untuk menanggulanginya pihaknya akan melakukan sidak.

"Kami komperehensif disamping sidak terus. Kita mengedukasi masyarakat. Kalau masyarakatnya perlu terus, makan terus muncul produsen baru. Yang dulu ditindak mungkin jera akan muncul produsen baru, karena ada peluang," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved