Jawa
Kisah Kepahlawanan Pangeran Diponegoro Dikisahkan Kembali dalam Teater 'Aku Diponegoro'
Diponegoro keluar istana, keluar dari kenyamanan, bersama ratusan ribu rakyatnya berperang melawan kompeni dalam perang jawa, tahun 1825.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Tangannya berontak.
Matanya tajam menatap dua serdadu Belanda yang mengepit kedua tangannya.
Di hadapan Jenderal Van De Kock dan ribuan prajuritnya, Pangeran Diponegoro ditangkap.
Lima tahun lamanya, sang pangeran memimpin perang Jawa melawan penjajah kolonial.
Namun, perang telah membawa kesengsaraan.
Sang pangeran pun ingin berdamai, tetapi siasat Belanda licik.
Baca: 8 Langkah Mudah Quick and Fresh Make Up Look dari Emina Cosmetics
Pangeran tertipu perundingan muslihat tersebut.
Perjuangannya harus berakhir di rumah eks-Karesidenan Kedu, di Kota Magelang.
Begitulah adegan pamungkas dari kisah perjuangan Pangeran Diponegoro.
Kisah sang pangeran ditampilkan secara apik dalam gerak tari, musik dan teater yang ditampilkan oleh sekitar 80 seniman tari dan musik pada Pagelaran Teater Tari 'Aku Diponegoro', Kamis (28/3/2019) malam.
Bangunan kompleks eks-Karesidenan Kedu, Bakorwil II Magelang, menjadi saksi 189 tahun peristiwa penangkapan tersebut.
Teater yang disutradarai oleh seniman asal Solo, Djarot Budi Darsono ini terdiri dari empat babak.
Masing-masing babak terdiri dari tiga adegan.
Ada sebanyak 20 pemain musik, dan 60 penari yang ikut ambil bagian.
Baca: Menelisik Jejak Diponegoro dalam Pameran Literasi Sejarah di Kota Magelang