Kulon Progo

Tata Investasi Sesuai Peruntukan Ruang, Kulon Progo Optimalkan GIS

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan mengoptimalkan penggunaan sistem informasi geografis (GIS) tata kelola potensi investasi di Kulon Progo.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan mengoptimalkan penggunaan sistem informasi geografis (GIS) tata kelola potensi investasi di Kulon Progo.

Dengan data informasi spasial yang bereferensi keruangan di dalamnya, diharapkan tidak ada tumpang tindih penanaman investasi dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo, Agung Kurniawan mengatakan peran GIS sangat vital dalam perencanaan tata ruang dan diharapkan bisa membuka informasi lebih luas bagi calon penanam modal.

Investor yang tertarik menanam modal di Kulon Progo bisa mengaksesnya melalui GIS sehingga lebih mudah mencari lokasi invetasi sesuai bidang yang digarap.

Baca: Rasakan Iga Sapi Jumbo Bumbu Khas Bali di The Captain Resto

Sistem Perizinan Terpadu (Online Single Submission/OSS) yang dijalankan juga akan dipasang GIS sehingga investasi yang datang lebih sesuai dengan RTRW di Kulon Progo.

"Kami akui masih ada pembangunan pabrik yang tidak sesuai RTRW dan kami berupaya agar hal itu tidak terulang lagi," kata Agung Kamis (3/1/2019).

Disebutnya, tata ruang memang menjadi pintu masuk utama investasi.

Melalui GIS, calon investor bisa mengetahui secara detail 27 klaster investasi di Kulon Progo berikut lokasinya, mulai dari pertambangan, pariwisata, perumahan, pertanian, dan lainnya.

Baca: Masih Banyak Warga Kulon Progo Belum Perekaman e-KTP

Setelah mengetahui lokasi peruntukan usahanya, investor bisa mengurus peruntukan tata ruang dari badan koordinasi penataruangan daerah.

"Investasi tidak boleh melanggar tata ruang dan ini masih perlu ditingkatkan sosialisasinya," kata Agung.

Realisasi investasi di Kulon Progo selama 2018 disebutnya mencapai Rp 5,6 triliun, terdiri dari investasi khusus pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) sebesar Rp 4,4 triliun serta investasi di luar bandara berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,2 triliun.

Ia meyakini angka investasi tersebut akan semakin menggeliat di 2019, terutama sektor perhotelan.

Baca: Mal Pelayanan Publik Kulon Progo Diluncurkan Jumat Ini

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, ada dua pabrik yang lokasinya tak sesuai RTRW, yakni pabrik rokok dan pabrik wig di wilayah Wates.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemilik pabrik untuk memindahkannya ke kawasan industri di Sentolo yang saat ini mulai berkembang.

Di sana telah terdapat pabrik arang briket, pabrik bulu mata, dan segera dibangun pabrik pengolahan limbah rumah sakit di mana investor sudah membebaskan tanah.

"Kami berharap adanya pabrik di kawasan industri Sentolo ini bisa mengurangi pengangguran," kata Hasto.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved