Gunungkidul
Cegah Penyakit Menular dari Hewan Ternak, Pemkab Gunungkidul Gandeng Balitbang
Perlu antisipasi dari penyebaran penyakit menular dari hewan terutama di daerah-daerah wisata di Gunungkidul.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemkab Gunungkidul bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian kesehatan Republik Indonesia guna menanggulangi penyakit menular yang disebabkan oleh hewan.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan saat ini penyakit yang ditularkan melalui hewan harus dapat ditindaklanjuti mengingat Gunungkidul sebagai pusat peternakan hewan di DIY.
Baca: Polres Gunungkidul Tambah Satu Tindakan Prioritas dalam Operasi Zebra
"Di Gunungkidul banyak peternakan sapi, kambing, beberapa kejadian para peternak sakit panas dikira hanya flu saja tetapi setelah diperiksakan ternyata mengidap penyakit menular yang ditularkan dari hewan ternak," katanya pada Tribunjogja.com, Rabu (31/10/2018).
Selain dari penyakit hewan ternak perlu diwaspadai juga penyakit yang ditularkan dari hewan-hewan liar seperti tikus, yang dapat menularkan leptospirosis.
"Untuk itu kami bentuk satgas bernama One Health, satgas tersebut untuk menanggulangi penyakit menular dari hewan tidak hanya penyakit hewan ternak seperti flu burung, antrak, tetapi juga leptospirosis," katanya.
Badingah mengatakan jika pengobatan penyakit yang ditularkan hewan tidak pas maka dapat membahayakan pasien itu sendiri.
Sementara itu Kepala Dinas (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty menjelaskan bahwa perlu antisipasi dari penyebaran penyakit menular dari hewan terutama di daerah-daerah wisata di Gunungkidul.
"Sudah ada penelitian tikus-tikus di pantai Timang tikusnya mengandung bakteri atau kuman yang berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut dinkes Gunungkidul bekerjasama dengan Puskesmas setempat untuk dapat mendeteksi dari dini.
Yang terpenting adalah cepat ketahuan dan cepat ditangani.
"Untuk masyarakat kami galakkan budaya hidup bersih dan sehat, karena penularan lewat luka. Untuk nelayan atau petani harus menggunakan alat perlindungan diri (APD), itu cara untuk mencegahnya," jelasnya.
Baca: BPBD Gunungkidul Telah Petakan Wilayah Krisis Air
Ia menghimbau selain menggunakan APD, dan berperilaku hidup bersih dan sehat lebih baik masyarakat bekerja saat siang hari karena kuman atau bakteri mati saat terkena sinar matahari.
Sementara itu Kepala Balitbang Kesehatan Dr Siswanto mengatakan kerjasama Balitbang kesehatan dengan pemerintah Gunungkidul merupakan langkah strategis untuk menanggulangi penyakit menular.
"Beban penyakit di Indonesia sudah megalamai pergeseran, yang awalnya penyakit menular menuju ke tidak menula, pada tahun 1990 ada 2/3 penyakit menular sekarang menjadi 1/3 penyakit tidak menular. Meskipun demikian tetap harus mendapatkan perhatian khusus," katanya.(*)
