Lifestyle

Isi Libur Lebaran dengan Bermain Egrang

Egrang, mainan tradisional yang terbuat dari bambu ini dapat ditemui di Alun-alun Selatan Yogyakarta.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Fathonaty
Salma bermain egrang didampingi ayahnya, Selasa (19/6/2018) petang di Alun-alun Selatan Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Egrang, mainan tradisional yang terbuat dari bambu ini dapat ditemui di Alun-alun Selatan Yogyakarta.

Bermain egrang dapat menjadi pilihan aktivitas asyik bersama keluarga di libur lebaran ini.

Pada Selasa, (19/6/2018) petang, egrang-egrang milik Yudi Karyono dan istrinya Sri Gunarto, warga Panembahan ini ramai digunakan oleh anak-anak maupun dewasa.

"Penasaran pengen coba main," kata Salma, bocah perempuan kelas lima SD yang datang bersama kedua orangtuanya. "Belum pernah main," sambungnya malu-malu.

Baca: Tejo Badut Egrang Ikut Semarakkan Pawai FKY ke-28 di Malioboro

Salma satu dari sekian banyak anak-anak yang berada di Alun-alun Selatan, memilih bermain egrang lantaran penasaran dengan mainan tradisional ini.

Ayah Salma, Ihwan Tolib menuturkan, anak perempuannya ini memang penasaran dan mengajak dirinya untuk mampir di persewaan egrang ini.

"Anaknya yang pengen. Lihat yang lain bisa main, kok dia enggak," tutur Ihwan sembari mengajarkan putrinya cara menyeimbangkan badan di atas egrang. "Sambil ngisi liburan. Mumpung masih libur," lanjut pria asal Piyungan ini.

Istri Ihwan, Yuli, menambahkan, egrang ini merupakan mainan tradisional yang harus dilestarikan.

"Ini mainan tradisional, jangan sampai dilupakan," tutur Yuli.

Baca: Misteri Papan Permainan Kuno dengan Simbol Kematian, Inikah Jumanji?

Tak perlu khawatir soal tarif yang dikenakan. Cukup memasukkan infaq seikhlasnya saja pada kotak yang sudah disediakan.

"Sudah diniatkan begitu," ujar Sri Gunarto yang sudah satu setengah tahun menemani suaminya menjalankan persewaan egrang ini.

Ia dan suami tetap kukuh tak mematok tarif meski sering kali para pengunjung memberi saran demikian.

"Sering pada bilang, kok nggak dikasih tarif aja. Lainnya semuanya ada tarifnya ini kok enggak," terang Sri.

"Tapi ya tetap seperti niat awal aja," lanjutnya.

Pada libur lebadan tahun ini, Sri dan suaminya mulai membuka sewa egrang sejak pukul tiga sore.

"Liburan ini buka lebih awal," paparnya. Sebanyak 50 pasang egrang warna-warni berukuran besar dan kecil ditata dengan rapi dan siap dimainkan.

Puncak ramai pengunjung yang menyewa egrang terjadi pada pukul lima sore.

"Jam lima biasanya rame. Habis itu sepi, habis isya nanti rame lagi," jelasnya. "Tutupnya biasanya jam 12 malam," imbuhnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved