Berita Tekno

5 Alasan Host AI Jadi Mitra Baru Bagi Kreator dan Penjual Online

Pendekatan utama dari teknologi AI bukanlah menggantikan host manusia, tetapi membantu mereka menjaga ritme penjualan.

Dok. Istimewa
5 Alasan Host AI Jadi Mitra Baru Bagi Kreator dan Penjual Online 

Direktur Operasional Hash Entertainment, Fabian, menjelaskan bahwa setiap toko yang menggunakan layanan ini akan melewati proses persiapan konten yang mendetail. 

“Sebelum live, kami membuat QnA tentang produk, diskon, pengiriman, dan informasi lain. AI kami latih berdasarkan data itu, sehingga ketika penonton bertanya, sistem bisa menjawab sesuai konteks yang benar,” katanya.

Dengan pendekatan ini, siaran AI tidak hanya membaca skrip, tetapi mampu menanggapi pertanyaan penonton layaknya host manusia.

4. Proses Melatih AI Tidak Instan

Di balik tampilan yang halus dan interaktif, ada proses panjang untuk membuat AI siap tampil. 

Daffa Salman Hafizh, BuzzLive Business Lead, menjelaskan bahwa pelatihan ini lebih rumit daripada menyiapkan host manusia.

“Kalau host manusia bisa siap live dalam satu sampai tiga hari, AI butuh waktu dua sampai tiga minggu untuk training,” ujarnya.

Proses ini mencakup pembuatan database percakapan, latihan pengucapan, hingga uji reaksi terhadap pertanyaan tak terduga. Sistem perlu memahami pola tanya-jawab khas penonton, memilih kata yang alami, dan menyesuaikan nada suara agar terasa manusiawi.

Dengan cara itu, AI tidak sekadar meniru, tapi benar-benar memahami konteks percakapan di dunia live commerce.

5. Bagian dari Visi Regional yang Lebih Luas

Teknologi ini bukan hanya inovasi tunggal, tetapi bagian dari visi besar yang ingin mendorong kolaborasi manusia dan mesin di Asia.

Hash Entertainment Asia kini memperluas jangkauannya ke Seoul dan Bangkok, membawa semangat untuk mendemokratisasi perdagangan kreatif. 

Melalui langkah ini, mereka berharap teknologi AI bisa menjadi alat bantu yang membuka peluang baru, bukan ancaman bagi para kreator dan pelaku usaha kecil.

‘AI sebagai sekutu, bukan pesaing’ menjadi prinsip utama yang ingin mereka tunjukkan, bahwa empati dan inovasi tetap bisa berjalan berdampingan.

Di dunia digital yang terus bergerak tanpa henti, teknologi seperti ini hadir sebagai solusi yang realistis. 

Ia bukan pengganti manusia, melainkan perpanjangan tangan mereka.

AI tidak lagi sekadar mesin pintar, tetapi rekan kerja yang siap membantu agar kreativitas manusia bisa terus hidup, bahkan ketika waktunya beristirahat.

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved