PSIM Yogyakarta

Persis Solo vs PSIM Yogyakarta: Van Gastel Sedih Peter De Roo Dipecat Jelang Derby Mataram

Van Gastel bercerita dirinya dan De Roo sempat makan malam bersama di Yogyakarta sebelum keputusan pemecatan itu diumumkan.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Almurfi Syofyan
DERBY MATARAM: Kata Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel jelang derby Mataram 
Ringkasan Berita:
  • Kabar pemecatan Peter De Roo dari kursi pelatih Persis Solo jelang derby Mataram membuat pelatih PSIM Yogyakarta Jean-Paul van Gastel merasa sedih.
  • Dua pelatih asal Belanda itu ternyata sempat bertemu makan malam bersama di Yogyakarta sebelum keputusan pemecatan Peter De Roo.
  • Derby Mataram Persis Solo vs PSIM Mataram akan digelar di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (8/11/2025) malam

 

TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel, mengungkapkan rasa simpatinya atas pemecatan Peter De Roo dari kursi pelatih Persis Solo, jelang laga sarat gengsi Derby Mataram yang akan digelar di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (8/11/2025) malam.

Dua pelatih asal Belanda itu ternyata memiliki hubungan baik di luar lapangan. Van Gastel bahkan bercerita bahwa dirinya dan De Roo sempat makan malam bersama di Yogyakarta beberapa waktu sebelum keputusan pemecatan itu diumumkan.

“Kita selalu mempersiapkan pertandingan dengan cara yang sama. Pertandingan ini tidak ada bedanya dengan pertandingan lain,” ujar Van Gastel dalam sesi jumpa pers, Jumat (7/11/2025).

“Ketika kita dua pelatih Belanda dan kita berada di kota yang cukup dekat, kita juga sempat berbicara dan dia sempat mengunjungi rumah saya di Jogja. Kita makan malam, berbicara tentang sepak bola dan kehidupan masing-masing di karier sepak bola,” tuturnya.

Dipecat sebelum laga

Van Gastel mengaku cukup terkejut dan sedih mendengar kabar pemecatan rekannya itu. Ia memahami betul tekanan besar yang dihadapi seorang pelatih, terutama di klub sebesar Persis Solo.

“Sayangnya, dia dipecat sebelum pertandingan. Saya cukup sedih mendengar berita ini, karena setiap pelatih pasti bekerja keras untuk mendapatkan hasil dan memberikan banyak usaha dan energi untuk tim dan klub,” ujar Van Gastel.

“Jika itu tidak bekerja sebagaimana mestinya, pasti sedih. Karena saya tahu pekerjaan seorang pelatih itu 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Tapi itu bagian dari pekerjaan, anda bisa dipecat,” lanjutnya.

Sebelumnya, PSIM dan Persis sempat bertemu dalam laga pramusim di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (19/7/2025). Dalam laga tersebut, PSIM kalah tipis 0-1 dari Laskar Sambernyawa.

Bagi Van Gastel, laga pramusim tersebut memiliki arti penting dalam proses pembentukan timnya. Namun ia menegaskan bahwa hasil pramusim tidak selalu mencerminkan kekuatan sesungguhnya tim.

“Pramusim untuk kami cukup penting karena kami belajar tentang pemain, bagaimana pemain menunjukkan kemampuannya, siapa pemain terbaik sehingga saya bisa membentuk tim,” ungkapnya.

“Tapi banyak orang yang memprediksi saya bakal dipecat karena saat pramusim hasil kami tidak cukup baik. Tapi kami tahu kami punya peluang. Persis bermain baik kala itu. Pramusim memang penting, tapi bagi saya hasil (skor) pramusim tidak begitu penting,” tambahnya.

Kini, Van Gastel fokus membawa PSIM tampil maksimal di Derby Mataram dan menjaga tren positif setelah dua kemenangan beruntun BRI Super League 2025/2026.

Ia berharap skuad Laskar Mataram dapat meneruskan momentum tersebut dan membawa pulang hasil terbaik dari Solo.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved