Menjahit Mimpi dari Gunungkidul ke Jogja Fashion Week:Kisah DW Studio, UMKM Binaan PLN yang Mendunia

DW Studio, label yang ia rintis kini menjadi salah satu brand fashion yang tampil sejajar dengan desainer nasional.

Editor: Hari Susmayanti
Dok PLN Jateng DIY
KISAH SUKSES : Didik Warsito, penjahit asal Gunungkidul yang menjadi binaan PLN sukses mengantarkan karyanya ke ajang Jogja Fashion Week 

UMKM di Gunungkidul kini tidak lagi terpaku pada pasar tradisional, melainkan mulai berani menembus pasar digital dan pameran nasional.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Yogyakarta, Sigit Hari Wibowo, menambahkan bahwa keberhasilan Didik menjadi cerminan misi PLN yang lebih luas.

“PLN bukan hanya menyediakan energi listrik, tapi juga energi untuk tumbuh dan berdaya. Kami ingin Rumah BUMN menjadi tempat di mana ide sederhana bisa berkembang menjadi usaha yang besar,” ungkapnya.

Komitmen PLN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal juga ditegaskan oleh General Manager PLN UID Jawa Tengah dan DIY, Bramantyo Anggun Pambudi.

“Melalui Rumah BUMN, PLN berupaya menghadirkan energi yang tidak hanya menerangi rumah-rumah masyarakat, tetapi juga memberdayakan mereka. Kami ingin memastikan setiap tetes energi PLN memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang nyata,” ujar Bramantyo.

Ia menambahkan, kisah seperti DW Studio menjadi bukti bahwa sinergi antara PLN, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM dapat menghadirkan perubahan besar.

Saat ini tercatat kurang lebih 1.759 UMKM telah bergabung menjadi binaan Rumah BUMN Gunungkidul.

“DW Studio adalah simbol dari semangat lokal yang berdaya. Dengan pendampingan yang tepat, kreativitas daerah mampu bersinar di tingkat nasional bahkan internasional", ungkap Bramantyo.

Kini, DW Studio bukan sekadar nama brand. Ia adalah simbol perubahan, simbol bagaimana ketekunan, dukungan, dan sinergi dapat menyalakan cahaya baru bagi masyarakat lokal. Dan bagi Didik Warsito, perjalanan ini baru dimulai.

“Saya ingin suatu hari, karya dari Gunungkidul bisa dikenal dunia. Karena setiap jahitan punya cerita, dan cerita itu pantas didengar,” ujar Didik menutup percakapan, sembari menatap mesin jahit yang kini bukan hanya alat kerja. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved