Gus Yahya Menolak Mundur dari Ketua Umum PBNU

Kiai Haji Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tak akan mundur dari Ketua Umum PBNU. 

Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda
MENOLAK MUNDUR - (Arsip) Ketum PBNU Gus Yahya saat diwawancara awak media, Sabtu (23/12/2023). Kiai Haji Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tak akan mundur dari Ketua Umum PBNU.  
Ringkasan Berita:
  • Kiai Haji Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tak akan mundur dari Ketua Umum PBNU. 
  • Sebelumnya, PBNU telah menggelar rapat dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari berbagai daerah di Indonesia
  • Sebagai informasi, Gus Yahya telah mendapat desakan dari Syuriah dan diberikan waktu tiga hari untuk mundur.

 

TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Kiai Haji Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tak akan mundur dari Ketua Umum PBNU. 

Sebelumnya, PBNU telah menggelar rapat dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari berbagai daerah di Indonesia yang dipusatkan di Hotel Novotel Samator Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari. 

Sebagai informasi, Gus Yahya telah mendapat desakan dari Syuriah dan diberikan waktu tiga hari untuk mundur.

Bahkan sempat beredar dokumen risalah Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Aston City Jakarta, Kamis (20/11/2025). 

Siapa Gus Yahya?

Yahya Cholil Staquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya, lahir pada 16 Februari 1966 di Rembang. 

Gus Yahya dikenal sebagai satu dari ulama terkemuka Indonesia dan saat ini memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk masa khidmat 2022–2027.

Sebelum menjabat sebagai ketua umum, ia mengemban amanah sebagai Katib ‘Aam PBNU pada periode 2015–2021.

Gus Yahya lahir dari keluarga pesantren yang kuat dalam tradisi keilmuan.

Ia merupakan putra ulama kharismatik KH M. Cholil Bisri, keponakan KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus), dan kakak kandung mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Selain memimpin organisasi, ia juga mengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang  . 

Dalam rapat tersebut menetapkan sejumlah keputusan penting terkait pelaksanaan kelembagaan Perkumpulan NU dan dinamika internal organisasi.

Rapat yang dihadiri 37 anggota dari 53 Pengurus Harian Syuriyah itu berlangsung mulai pukul 17.00 hingga 20.00 WIB dan dipimpin langsung Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Secara ketentuan organisasi, Gus Yahya mengatakan, hasil rapat harian Syuriah yang sebelumnya mendesak ia mundur, tak bisa jadi alasan. 

Tanggapan Gus Yahya

Dalam rapat tertutup itu, Gus Yahya mengatakan, sudah menjelaskan persoalan yang terjadi belakangan ini. 

"Mereka saya persilakan untuk melakukan koordinasi di antara PWNU untuk membuat kesepakatan menyikapi apa yang sedang berlangsung ini. Mereka akan bekerja independen," kata Gus Yahya

Beberapa hari ini, internal PBNU memang tengah jadi sorotan. Ini setelah Gus Yahya diminta mundur dari jabatannya oleh internal di NU. 

Permintaan ini diketahui dari risalah rapat harian Syuriah di Hotel Aston City Jakarta, Kamis (20/11/2025) lalu. 

Dalam edaran yang tersebar tersebut juga memberikan tenggat waktu. 

Jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, Gus Yahya akan diberhentikan sebagai Ketua Umum PBNU. 

Risalah ini diteken oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. 

Mengundang narasumber terkait Zionisme

Salah satu sorotan utama adalah pengundangan narasumber dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional. 

Syuriyah menilai tindakan tersebut tidak sejalan dengan Maqashidul Qanun Asasi NU serta arah perjuangan organisasi dalam membela kemanusiaan. 

Selain itu, AKN NU dinilai tidak memenuhi ketentuan Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025, khususnya terkait prosedur pemberhentian dan penggantian fungsionaris.

Belum terima dokumen 

Gus Yahya menyatakan, hingga saat ini belum menerima dokumen fisik apapun secara resmi dari Syuriah termasuk hasil rapat beberapa waktu lalu yang meminta ia mundur sebagai ketua umum. 

Meski demikian, salinan risalah rapat Syuriah yang beredar tersebut, dinilai tidak memenuhi standar resmi organisasi. 

"Karena kalau dokumen resmi itu tanda tangannya digital sehingga bisa benar-benar dipertanggungjawabkan, kapan tanda tangannya oleh siapa dan seterusnya itu bisa dipertanggungjawabkan," ungkap Gus Yahya

Dari alasan tersebut, Gus Yahya menegaskan tidak akan mundur dari jabatan sebagai ketua umum. Menurutnya, karena ia terpilih dari forum Muktamar ke-34 di Lampung pada tahun 2021 lalu. 

Sehingga, harus menuntaskan satu periode kepemimpinan selama lima tahun. 

Apa kata Gus Yahya?

"Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Saya mendapat mandat 5 tahun dan akan saya jalani selama 5 tahun, Insya Allah saya sanggup," tukasnya. 

Selain menyoroti soal surat, dalam kesempatan ini Gus Yahya mengatakan secara AD/ART, rapat harian Syuriah tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan pengurus apalagi mencopot jabatan ketua umum. 

"Jadi maka kalau kemudian rapat harian Syuriah ini menyatakan atau membuat satu implikasi untuk memberhentikan ketua umum, maka itu tidak sah," tandas Gus Yahya

Lebih jauh, Gus Yahya merasa yakin gonjang-ganjing di internal ini, akan segera kelar. 

"Insyaallah akan ditemukan jalan keluar yang baik untuk kemaslahatan bersama, untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Ini yang kita harapkan dan saya tidak akan berhenti untuk mengupayakan hal itu," ujarnya. (TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS: Gus Yahya Tegaskan Tak akan Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU usai Rapat Tertutup

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved