Ketika Luhut Panjaitan Bicara Tentang AI, Ini Paparan Lengkapnya

Ketua Dewan Ekonomi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Artificial Intelligence (AI, kecerdasan buatan), bukan monster. 

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Konferensi Algorethics and Governance, yang diselenggarakan oleh Scholas Occurentes di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan. 

TRIBUNJOGJA.COM, VATIKAN - Ketua Dewan Ekonomi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Artificial Intelligence (AI, kecerdasan buatan), bukan monster. 

AI adalah alat, alat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, karena itu harus dikendalikan manusia.

Ia mengakan hal itu dalam pidato pembukaan Konferensi  Algorethics and Governance, yang diselenggarakan oleh Scholas Occurentes di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan

Hadir pada konferensi itu  para peserta dari banyak negara, antara lain Indonesia, Brasil, Argentina, Spanyol, Albania, Mozambik, Ukraina, Polandia, dan Italia.

Scholas Uccurentes adalah Yayasan Kepausan. Pada 19 Mei 2022, Paus Fransiskus meresmikan Scholas Occurrentes International Movement di Pontifical Urbaniana University,  Vatikan.

Akar Scholas Occurrentes dapat ditemukan dalam proyek-proyek pendidikan yang diciptakan untuk anak-anak di daerah miskin di kota Buenos Aires, atas prakarsa Uskup Agung saat itu, Kardinal Jorge Mario Bergoglio. 

Sejak berdirinya, yayasan ini telah berkembang menjadi jaringan sekolah di seluruh dunia yang berbagi aset mereka, dengan tujuan bersama dan perhatian khusus kepada mereka yang paling membutuhkan. 

Misinya adalah menjawab panggilan untuk menciptakan budaya perjumpaan dan menyatukan kaum muda. 

Di Indonesia Yayasan Scholas Uccurentes ini antara lain berkarya di Bogor.

Alat Manusia

Luhut menekankan bahwa AI "Adalah, dan harus tetap menjadi alat" di tangan manusia. Karena masa depan umat manusia akan ditentukan oleh inovasi teknologi. Maka, inovasi teknologi haruslah berpusat pada keutamaan martabat manusia.

Sebagaimana dikatakan Paus Fransiskus, Juni 2024 dalam konvensi  international tentang 'Generative Artificial Intelligence and Technocratic Paradigm,' yang diselenggarakan  Centesimus Annus Pro Pontifice Vatican Foundation, AI sebagai alat yang berpotensi ampuh untuk kebaikan.  

Tetapi Paus menekankan kebutuhan mendesak untuk mengembangkan dan menggunakannya secara etis, dengan fokus pada pelayanan terhadap martabat manusia dan kebaikan bersama.

Dalam pidatonya mengenai Tanggung Jawab Moral untuk membangun AI yang melayani dan meningkatkan kemanusiaan, Luhut antara lain mengatakan AI membawa janji yang besar untuk penemuan, pembelajaran dan kreativitas umat manusia.

Namun, katanya, AI juga dapat mendistorsi kebenaran dan memperlebar ketidakadilan jika tidak didasarkan pada tujuan etis. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved