Makan Bergizi Gratis
Kilas Balik Program MBG: Target Jutaan Siswa, Anggaran Raksasa, dan Deretan Kasus Keracunan
Target jutaan penerima, anggaran Rp71 T, tapi kasus keracunan massal bayangi program MBG. Yuk mari kita liat kilas balik dari MBG dari Januari-Sept.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 dengan target awal 3,2 juta siswa.
Program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini diproyeksikan menjangkau hingga 82 juta penerima manfaat pada 2029, termasuk ibu hamil dan balita, dengan anggaran mencapai Rp 71 triliun di tahun pertama.
Namun, di balik angka fantastis tersebut, pelaksanaan MBG justru dihantui sederet kasus keracunan massal.
Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat lebih dari 6.400 korban hingga September 2025, dengan insiden tersebar di berbagai provinsi dari Jawa Barat hingga Sulawesi Tengah.
Yuk mari kita lihat bagaimana kilas balik program MBG dari bulan Januari hingga September 2025.
Target Awal: 3,2 Juta Siswa
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Dedek Prayudi menyampaikan, pada peluncuran perdana sekitar 3,2 hingga 3,3 juta siswa akan menerima manfaat MBG.
“Jadi kita targetkan kurang lebih ada 3,2 juta atau 3,3 juta lah yang akan menerima manfaat makan bergizi gratis ketika kick off nanti tanggal 6 Januari,” ujar Dedek sebagaimana dilansir Kompas TV, Sabtu (4/1/2024).
Sebanyak 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disiapkan di berbagai daerah, masing-masing melayani 3.000–3.500 porsi makanan per hari.
Penerima Manfaat Akan Diperluas Bertahap
Program ini tak hanya menyasar siswa sekolah. Ibu hamil dan balita juga termasuk dalam skema penerima manfaat. Menurut Juru Bicara PCO Adita Irawati, cakupan MBG akan terus ditingkatkan hingga mencapai 82 juta orang pada 2029.
“Nantinya pada April-Juni penerima manfaat MBG akan bertambah menjadi 6 juta. Lalu, Juli-Agustus akan bertambah lagi jadi sekitar 15 juta penerima,” tutur Adita.
Pemerintah menargetkan 40 persen penerima manfaat sudah terlayani pada tahun 2025.
Baca juga: Inilah 7 Deretan Negara Dunia yang Jalankan Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah
Anggaran Rp 71 Triliun untuk Tahun Pertama
Diberitakan Tribunjogja.com sebelumnya pada 4 Juanuari 2025, tahun ini, MBG menghabiskan anggaran hingga Rp 71 triliun.
Dana ini mencakup pemberian makanan setiap hari sekolah dengan porsi senilai Rp 10.000 per siswa.
“Nilai Rp 10.000 tetap mempertimbangkan angka kecukupan gizi. Nilai tersebut juga di luar unsur produksi dan jasa MBG,” kata Adita.
Menu makanan akan menyesuaikan kondisi daerah masing-masing.
Jadwal Pemberian Sesuai Jenjang Pendidikan
Pemberian makanan bergizi gratis disesuaikan dengan jadwal sekolah:
- PAUD dan TK: pagi hari
- SD: sebelum pukul 12.00 waktu setempat
- SMP dan SMA: jam makan siang
“Kalau MBG kan memang tiap hari ya di jam-jam sekolah. Jadi setiap hari akan ada makan bergizi gratis,” ujar Adita.
Bahan Baku Lokal Wajib, Susu Masih Kurang
Diberitakan dibulan Januari 2025, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar bahan baku MBG bersumber dari desa melalui koperasi dan BUMDes.
“Jadi arahan Presiden ini harus bahan bakunya harus dari Indonesia, dari desa, sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Bukan impor,” kata Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi.
Koperasi di 29 provinsi akan memasok telur, sayur, ikan, hingga beras. Namun, suplai susu masih menjadi pekerjaan rumah. Saat ini koperasi baru mampu menyediakan 1,3 juta liter susu, jauh di bawah kebutuhan nasional.
“Itu nanti strateginya kita diskusikan dulu,” ujar Budi.
Kasus Keracunan Massal: 6.452 Korban per September 2025
Seiring berjalannya program, kasus keracunan makanan MBG terus bermunculan di berbagai daerah.
Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat 6.452 kasus keracunan hingga akhir September 2025. Versi pemerintah, jumlah korban berada di kisaran 5 ribu orang.
Dalam periode 12 Agustus–18 September 2025 saja, setidaknya 978 siswa harus dirawat di rumah sakit dengan gejala mulai dari diare, mual, muntah, gatal di tubuh, hingga sesak napas.
Lima provinsi dengan kasus keracunan MBG terbanyak adalah:
- Jawa Barat: 2.012 kasus
- DI Yogyakarta: 1.047 kasus
- Jawa Tengah: 722 kasus
- Bengkulu: 539 kasus
- Sulawesi Tengah: 446 kasus
Koordinator JPPI Ubaid Matraji menjelaskan lonjakan kasus terjadi setelah tahun ajaran baru dimulai.
“Tapi begitu sekolah masuk Juli, kemudian Agustus dan SPPG September ini digeber MBG-nya maka naik angkanya gila-gilaan, sampai ribuan,” kata Ubaid saat rapat bersama Komisi IX DPR, Senin (22/9/2025).
Daftar Kasus Keracunan di Sejumlah Daerah
1. Sukoharjo, Jawa Tengah (16 Januari 2025)
Insiden pertama terjadi kurang dari sebulan setelah program MBG dimulai.
Sebanyak 10 siswa SD Negeri Dukuh 03 di Kabupaten Sukoharjo mengalami sakit perut dan mual setelah menyantap menu MBG.
Kasus ini menjadi catatan awal bahwa distribusi makanan perlu pengawasan ketat sejak tahap pelaksanaan perdana.
2. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (18 Februari 2025)
Sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri di Sumba Timur dilaporkan mengalami keracunan ringan. Para siswa segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Meski tidak menimbulkan korban serius, kejadian ini memperlihatkan potensi risiko di wilayah timur Indonesia, yang sering menghadapi tantangan distribusi logistik pangan.
3. Bombana, Sulawesi Tenggara (23 April 2025)
Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, sejumlah murid SDN 33 Kasipute mengeluhkan mual dan muntah setelah menerima paket MBG.
Pemeriksaan menemukan 53 dari total 1.026 kotak makanan dalam kondisi tidak layak konsumsi. Kasus ini menegaskan perlunya sistem kontrol kualitas makanan sebelum didistribusikan ke sekolah.
4. Cianjur, Jawa Barat (April 2025)
Keracunan juga dilaporkan di Cianjur dengan korban dari dua sekolah, yakni MAN 1 dan SMP PGRI 1. Sebanyak 78 siswa terdampak, namun jumlah total korban mencapai 176 orang karena menu MBG turut disajikan dalam acara hajatan warga.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana distribusi makanan di luar sekolah dapat memperluas risiko paparan keracunan.
5. Kota Bogor, Jawa Barat (11 Mei 2025)
Di Bogor, 210 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai TK hingga SMP mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan MBG.
Dari jumlah tersebut, 22 siswa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, sementara lainnya cukup ditangani dengan perawatan jalan.
Kejadian ini salah satu yang terbesar di Jawa Barat pada paruh pertama 2025.
6. Kulon Progo, DI Yogyakarta (Juli 2025)
Kasus terbaru terjadi di SMP Negeri 3 Berbah, Kabupaten Sleman. Sebanyak 137 siswa mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan MBG.
Sebelumnya, keracunan juga menimpa siswa di empat SMP di Kapanewon Mlati, Sleman, dengan total 379 siswa terdampak. Dari jumlah itu, 18 siswa harus menjalani perawatan inap di rumah sakit.
Hasil uji laboratorium atas sampel makanan menemukan adanya cemaran tiga jenis bakteri.
7. Lebong, Bengkulu (27 Agustus 2025)
Kasus keracunan massal terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dengan jumlah korban mencapai 427 siswa.
Mereka berasal dari berbagai sekolah, mulai PAUD hingga SD.
Menu yang dikonsumsi berupa mi, bakso, sayuran, susu, dan telur.
Gejala yang dialami meliputi mual, muntah, dan lemas. Angka korban yang tinggi membuat kasus ini masuk salah satu kejadian paling menonjol dalam program MBG.
8. Sleman, DI Yogyakarta (Agustus 2025)
Kasus terbaru terjadi di SMP Negeri 3 Berbah, Kabupaten Sleman. Sebanyak 137 siswa mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan MBG.
Sebelumnya, keracunan juga menimpa siswa di empat SMP di Kapanewon Mlati, Sleman, dengan total 379 siswa terdampak.
Dari jumlah itu, 18 siswa harus menjalani perawatan inap di rumah sakit.
Hasil uji laboratorium atas sampel makanan menemukan adanya cemaran tiga jenis bakteri.
9. Gunung Kidul, DI Yogyakarta (September 2025)
Kasus serupa juga terjadi di Semin, Kabupaten Gunungkidul, pada 15 September 2025.
Sebanyak 19 siswa dari jenjang SD hingga SMA mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG berupa nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage, dan air minum.
Para siswa mengeluh nyeri perut, pusing, mual, hingga demam. Mereka sempat mendapat perawatan di Puskesmas Semin I sebelum akhirnya diperbolehkan kembali bersekolah.
10. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (17 September 2025)
Sebanyak 251 siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG yang diduga berasal dari olahan ikan cakalang.
Para korban terdiri dari siswa sekolah dasar hingga SMA, yang kemudian dilarikan ke RSUD Trikora Salakan untuk mendapat perawatan medis.
11. Garut, Jawa Barat (17 September 2025)
Pada hari yang sama, kasus juga terjadi di Garut. Sebanyak 150 siswa dilaporkan keracunan massal dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Gejala yang muncul rata-rata sakit perut secara bersamaan setelah santap siang.
12. Bandung Barat, Jawa Barat (23 September 2025)
Di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, 364 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mengalami keracunan usai mengonsumsi menu MBG.
Pemerintah daerah setempat bahkan menetapkan insiden ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban yang sangat besar.
13. Ketapang, Kalimantan Barat (24 September 2025)
Kasus terakhir pada September 2025 tercatat di Kabupaten Ketapang. Sebanyak 20 orang, terdiri dari murid dan guru di SD Negeri 12 Benua Kayong, mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG yang berisi olahan ikan hiu.
Menu tersebut disediakan oleh mitra MBG Dapur Mitra Mandiri 2.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Makan Bergizi Gratis (MBG)
MBG
makan
bergizi
Gratis
Prabowo
Yogyakarta
Sulawesi Tengah
Jawa Barat
Jawa Tengah
Bengkulu
Meaningful
Tribunjogja.com
Hasil Lab Kasus Keracunan MBG MTsN Wonosari, BLKK Yogyakarta Temukan 5 Jenis Bakteri |
![]() |
---|
Bunyi Panci Warnai Aksi Kenduri Suara Ibu Indonesia di Bundaran UGM |
![]() |
---|
Sambil Memukul-mukul Panci di Bundaran UGM, Ibu-ibu Ini Minta MBG Dihentikan |
![]() |
---|
Kasus Keracunan MBG Gunungkidul, Hasil Lab Ungkap Bakteri E.Coli hingga Staphylococcus |
![]() |
---|
Poin Pernyataan Program MBG di Brebes Jadi Sorotan, Ada Tak Menuntut Jika Keracunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.