Kim Jong Un Buka Peluang Kembali Berdialog dengan AS, tapi Syaratnya Ini

Korea Utara membuka peluang untuk berunding jika Negeri Paman Sam tersebut berhenti mendesak Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tangkapan layar YouTube KBS News
KORUT UJI DRONE - Tangkapan layar YouTube KBS News, Jumat (19/9/2025) memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba pesawat tak berawak serang di Kompleks Teknologi Aeronautika Tak Berawak di Pyongyang pada hari Kamis (18/9/2025). 

Dr. Vipin Narang, mantan penjabat asisten menteri pertahanan AS untuk kebijakan luar angkasa, mengatakan kepada NK News bahwa Seoul akan menghadapi periode kerentanan yang berbahaya sebelum menyelesaikan program nuklir dalam negeri, yang menurutnya akan "memberikan nilai pencegahan yang sangat kecil" terhadap persenjataan DPRK yang terus bertambah.

Dia berpendapat, senjata nuklir AS memberikan jaminan keamanan terkuat bagi Korea Selatan.

Dia juga menekankan bahwa Seoul sekarang memiliki peran terstruktur dalam perencanaan pencegahan di bawah Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) gabungan sekutu.

"Saya yakin Presiden Lee juga memiliki pandangan yang sama bahwa senjata nuklir dalam negeri Korea Selatan tidak sesuai dengan kepentingan keamanan [ROK]. AS juga memiliki pandangan yang sama," kata Narang, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua NCG.

“Kami yakin bahwa keamanan dan stabilitas di Asia Timur Laut, khususnya di Semenanjung Korea, paling baik diwujudkan melalui hubungan pencegahan yang kuat dan luas, termasuk perluasan pencegahan nuklir AS ke Korea Selatan.”

Di luar risiko militer, Narang mengatakan Korea Selatan dapat menghadapi sanksi ekonomi yang berat jika melanggar kewajibannya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dengan memperoleh senjata nuklir, yang berpotensi merugikan industri-industri besar seperti semikonduktor dan otomotif.

“Hal itu akan berdampak besar pada ekonomi Korea Selatan, termasuk merek-merek ternama seperti Samsung, Kia, Hyundai, dan LG,” ujarnya dalam sebuah wawancara di podcast NK News.

Ia juga memperingatkan bahwa Seoul yang memiliki senjata nuklir dapat merusak rezim nonproliferasi global, memicu serangkaian pengembangan nuklir di negara-negara seperti Jepang atau Arab Saudi.

Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com.

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved