Reshuffle Kabinet Merah Putih
Profil 11 Pejabat Baru yang Dilantik Prabowo Hari Ini: Erick Thohir, Ahmad Dofiri, M Qodari
Berikut profil lengkap 11 pejabat yang dilantik Presiden Prabowo hari ini dalam reshuffle Kabinet Merah Putih.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
Ia lulus S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti pada 1992, selanjutnya mengambil S2 Master of Science di Northeastern University, Boston, Amerika Serikat, dan lulus pada 1999.
Dikutip dari Kompas.com, Sarah pernah mengisi sejumlah posisi di LKPP, yaitu :
- Direktur Direktorat Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional (April 2011 - Januari 2013)
- Direktur Direktorat Perencanaan Pengadaan RAPBN (Januari 2013 - Oktober 2013)
- Direktur Pengembangan Sistem Katalog (Oktober 2013 - Februari 2014)
- Direktur Direktorat Pelatihan Kompetensi (Februari 2014 - Juli 2015)
- Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi, dan Pengembangan Sistem Informasi (Juli 2015 - Februari 2020)
- Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan sejak Februari 2020 sampai akhirnya dilantik sebagai Kepala LKPP.
9. Nanik Sudaryati Deyang (Wakil Kepala BGN)

Nanik Sudaryati Deyang atau Nanik S Deyang dulunya merupakan seorang jurnalis di Tabloid Bangkit, yang merupakan bagian dari Kompas Gramedia dan pemimpin media dari Kelompok Media Peluang (KMP). Ia lahir pada 3 Januari 1968.
Dikutip dari Kompas.com, selama menjadi wartawan, ia dikenal sosok perempuan yang kritis terhadap berbagai isu baik sosial, politik, dan ekonomi.
Nanik memiliki kedekatan dengan Presiden Prabowo. Ia pernah menjabat Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga untuk Pilpres 2019.
Pada Oktober 2024 Nanik dilantik sebagai Wakil I Badan Pengentasan Kemiskinan periode tahun 2024-2029 oleh Presiden Prabowo.
Pada 12 Juni 2025, ia diangkat sebagai Komisaris Independen PT Pertamina (Persero) oleh Kementerian BUMN.
Kini, ia menjabat sebagai Wakil Kepala BGN yang fokusnya adalah menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebagai catatan, saat menjabat sebagai tim sukses Prabowo-Sandiaga pada 2018 lalu, Nanik S Deyang diperiksa polisi sebagai saksi dalam kasus penyebaran berita bohong atau hoaks dengan tersangka Ratna Sarumpaet.
Kabid Humas Polda Metro Jaya yang menjabat saat itu, Kombes Argo Yuwono, menyampaikan bahwa Nanik diperiksa sebagai saksi karena dia yang memberi tahu kepada Prabowo bahwa Ratna dianiaya.
"Jadi Bu Nanik ini perannya adalah dia yang memberitahukan bahwa RS (Ratna Sarumpaet) dianiaya, memberitahukan kepada Pak Prabowo. Kami akan gali keterangannya seperti apa," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, diwartakan Kompas.com pada Jumat (12/10/2018).
Kasus Ratna Sarumpaet

Kasus bermula ketika Ratna Sarumpaet menjalani operasi plastik di Klinik Bina Estetika, Menteng, akhir September 2018.
Wajah Ratna menjadi lebam dan bengkak akibat operasi sedot lemak di wajah.
Lantaran malu dengan kondisi wajahnya, dia memutuskan berbohong.
Dikutip dari Kompas.com, Ratna Sarumpaet mengaku dipukul orang tak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Kebohongan Ratna menampilkan wajahnya yang lebam tersebar di media sosial.
Bahkan, kabar itu sampai ke telinga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sejumlah pihak mengecam pemukulan terhadap Ratna.
Namun, tak butuh waktu lama, kebohongan terkuak dan seketika berbalik menjadi jeratan hukum bagi Ratna.
Pada Kamis (11/7/2019), Ratna Sarumpaet divonis dua tahun penjara atas penyebaran hoax.
10. Sony Sanjaya (Wakil Kepala BGN)
Brigjen Pol Sony Sonjaya lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Oktober 1967.
Ia lulus dari Akpol pada 1991.
Sony pernah menjabat sebagai Kapolres Simalungun, Kapolres Majalengka dan Kapolres Bandung.
Setelah itu, ia juga diketahui pernah menjabat sebagai Wadirreskrimsus Polda Jabar, Kabag Anev Bareskrim Polri, dan Direskrimum Polda Aceh.
Sony juga sempat menjabat sebagai Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN sebelum akhirnya dilantik jadi Wakil Kepala BGN bersama Nanik S Deyang.
11. Ahmad Dofiri (Penasihat Khusus Presiden)

Ahmad Dofiri adalah polisi yang lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada 4 Juni 1967.
Ia lulus Akpol pada 1989. Saat itu, ia meraih predikat lulusan terbaik dan menerima penghargaan Adhi Makayasa.
Dofiri melanjutkan pendidikan kepolisian lanjutan, termasuk di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, hingga Sespimti Polri.
Berikut beberapa jabatan Ahmad Dofiri seperti dikutip dari Kompas.id :
- Kapolres Bandung (2007)
- Kapoltabes Yogyakarta (2009)
- Kapolda Banten (14 April 2016-5 Oktober 2016)
- Kapolda DIY (4 November 2016-6 Desember 2019)
- Kapolda Jawa Barat (16 November 2020-31 Oktober 2021)
- Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri (31 Oktober 2021-26 Februari 2023)
- Inspektur Pengawasan Umum Polri (26 Februari 2023-11 November 2024)
- Wakapolri (November 2024-Juni 2025)
Tiga bulan setelah pensiun pada 4 Juni 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Dofiri sebagai Ketua Tim Reformasi Polri.
Kini, ia menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian.
Sebagai informasi, ketika menjabat sebagai Kabaintelkam, Dofiri memimpin sidang Komisi Kode Etik Polri yang menjatuhkan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) kepada mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
(Tribunjogja.com/Kompas.com/Kompas.id)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.