Kronologi Ibu Muda di Sikka Melahirkan di Pinggir Saat Hendak Ditandu Menuju ke Puskesmas

Kondisi jalan yang rusak berat membuat seorang ibu muda terpaksa melahirkan di tengah jalan.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN FLORES/HO-NIKOLAUS
BERSALIN DI JALAN- Seorang ibu hamil di Kampung Iligai, Desa Hokor, Kecamatan Bola Kabupaten Sikka,NTT terpaksa melahirkan di tengah jalan saat ditandu sejauh sekitar 3 kilometer menuju Puskesmas terdekat karena kondisi jalan yang rusak parah, Selasa 9 September 2025. 

TRIBUNJOGJA.COM, SIKKA - Kondisi jalan yang rusak berat membuat seorang ibu muda terpaksa melahirkan di tengah jalan.

Ibu muda bernama Fransiska Seang (21), warga Kampung Iligai, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu melahirkan di tengah jalan ketika hendak dibawa ke Puskesmas Bola.

Proses persalinan dibantu oleh sejumlah warga yang mendampinginya saat pasien ditandu menuju ke puskesmas.

Beruntung, meski proses persalinan dibantu oleh warga tanpa ada tenaga kesehatan.

Fransiska sebelumnya ditandu sejauh 3 kilometer menuju ke Puskesmas Bola.

Dia terpaksa ditandu lantaran akses jalan desa menuju ke Puskesmas Bola mengalami kerusakan parah sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.

Namun saat dalam perjalanan, Fransiska mengalami kontraksi sehingga warga yang membawanya terpaksa melakukan persalinan darurat di pinggir jalan.

Fransiska terpaksa berbaring di atas rerumputan usai mengalami kontraksi hebat di tengah perjalanan.

Sementara sejumlah warga langsung membuat tenda sederhana dengan terpal dan menggunakan alas kain sarung.

Baca juga: Respon Bupati Klaten Hamenang Soal Kebutuhan Air Bersih di Kemalang

Beruntung proses persalinan berlangsung lancar meski Fransiska sempat tak sadarkan diri setelah melahirkan bayinya.

Sekitar satu jam kemudian, petugas kesehatan dari Puskesmas Bola datang untuk memberikan pertolongan kepada Fransiska.

Dikutip dari Tribunnews.com, salah seorang warga bernama Nikolaus.

Menurutnya, petugas membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai lokasi karena harus berjalan kaki.

"Petugas kesehatan sementara jalan kaki dari Desa Hokor menuju Iligai," ujarnya kepada Arnol Welianto.

Nikolaus menyebut, kondisi jalan dari Kampung Iligai ke Desa Hokor memang rusak.

"Mohon bantuan dari pihak terkait untuk lebih memperhatikan akses ke fasilitas umum terutama akses jalan agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi," harapnya. 

Pihak puskesmas pun datang dan membuat tenda darurat saat melakukan evakuasi darurat terhadap Fransiska dan bayinya.

Kepala Puskesmas Bola, Yusminus mengatakan, pasien tersebut harus menunggu di tenda darurat lantaran masih menunggu ambulans dan peralatan medis yang sedang dalam perjalanan.

“Ambulans dan peralatan medis sudah dikerahkan sejak pagi. Tenaga kesehatan lainnya juga sedang berjalan kaki menuju Kampung Iligai,” ujar Yusminus pada Selasa siang.

Ia menjelaskan, Fransiska merupakan pasien rutin yang aktif memeriksakan kehamilan di Puskesmas Bola.

Berdasarkan perkiraan hari pertama haid terakhir (HPHT), tafsiran persalinan diprediksi pada 15 Oktober 2025, sementara hasil USG memperkirakan tanggal 29 September 2025.

“Karena ibu ini memiliki anemia, kami prioritaskan pengawasan dengan menempatkannya di Desa Hokor agar mudah dipantau bidan desa,” jelas Yusminus.

Meski sudah menempatkan Fansiska di Desa Hokor, tetapi pada beberapa hari sebelumnya, Fransiska pulang ke Iligai tanpa sepengetahuan bidan, sehingga komunikasi sulit dilakukan karena tidak ada jaringan internet di wilayah tersebut.

Akibatnya, Fransiska merasakan kontraksi sebelum hari perkiraan lahir (HPL) dan berinisiatif menuju Puskesmas Bola untuk bersalin. (*)

Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved