Sesepuh Sikep Samin Mbah Lasiyo Wafat

 Sesepuh Sedulur Sikep Samin Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Mbah Lasiyo wafat akibat sakit paru-paru

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
RUMAH DUKA - Suasana rumah duka Mbah Lasiyo, Jumat (21/11/2025). 

 

Ringkasan Berita:
  • Sesepuh Sedulur Sikep Samin Klopoduwur, Mbah Lasiyo, wafat di usia 66 tahun akibat sakit paru-paru setelah dirawat di RSUP dr. Kariyadi Semarang. 
  • Ucapan belasungkawa mengalir, termasuk dari Pemkab Blora, DPRD, hingga Kabareskrim Polri; warga dan murid datang silih berganti membacakan tahlil.
  • Belum ada kepastian penerus spiritual Mbah Lasiyo, meski secara garis keluarga anak-anaknya disebut akan melanjutkan peran di Klopoduwur.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, BLORA - Sesepuh Sedulur Sikep Samin Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Mbah Lasiyo wafat akibat sakit paru-paru yang dideritanya.

Sedulur Sikep Samin adalah komunitas adat yang berasal dari Blora, Pati, dan wilayah sekitarnya di Jawa Tengah.

Mereka mengikuti ajaran Samin Surosentiko yang muncul pada akhir abad ke-19 sebagai bentuk perlawanan damai terhadap penjajahan Belanda.

Ajaran ini menekankan kejujuran, kesederhanaan, hidup lurus, serta penolakan terhadap praktik ketidakadilan seperti pungutan pajak kolonial.

Dalam kehidupan sehari-hari, Sedulur Sikep dikenal memegang teguh nilai kejujuran, tidak mencuri, tidak berbohong, dan tidak berbuat kasar.

Mereka hidup secara sederhana dan mandiri, mayoritas bekerja sebagai petani.

Sebagian dari mereka juga menghindari birokrasi administratif yang dianggap tidak perlu, walau belakangan sudah banyak yang mulai mengikuti administrasi modern.

Di masa kontemporer, nama Sedulur Sikep kembali mencuat terutama saat mereka menolak proyek-proyek industri seperti pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng.

Penolakan itu dilakukan dengan cara damai, tetap berpegang pada prinsip menjaga alam dan kejujuran ajaran leluhur.

Hingga kini, mereka menjadi simbol komunitas adat yang teguh mempertahankan nilai hidup sederhana dan harmoni dengan lingkungan.

Mbah Lasiyo meninggal dunia di usia 66 tahun.

Sosok yang menjadi panutan itu meninggal saat menjalani perawatan medis di RSUP dr. Kariyadi Semarang, Kamis (20/11/2025) malam, sekira pukul 19.15 WIB.

Adapun jenazah Mbah Lasiyo kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Dusun Karangpace, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. 

Meninggalnya Mbah Lasiyo meninggalkan duka yang mendalam bagi warga Sedulur Sikep Samin Klopoduwur dan warga Blora.

Di halaman rumah duka, tampak berbagai karangan bunga ucapan bela sungkawa berjejer. 

Karangan bunga itu datang dari berbagai stakeholder, dan instansi pemerintahan. Mulai dari Pemerintah Kabupaten Blora, DPRD Blora, DPRD Provinsi Jawa Tengah, hingga dari Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim), Komjen. Pol. Syahar Diantono.

Selain itu tampak para pelayat, juga silih berganti berkunjung ke rumah duka, dan ada yang bergantian membacakan tahlil dan Yasin di Pendopo Sedulur Sikep Samin Karangpace.

Selain itu, juga beberapa warga tampak menggunakan pakaian adat Samin, warna hitam dengan ikat kepala.

Salah satu murid Mbah Lasiyo, Joko Lastiyono, menjelaskan bahwa Sesepuh Sedulur Sikep Samin Klopoduwur itu meninggal dunia di Rumah Sakit Kariyadi Semarang.

"Ndek dalu jam 19.15 WIB. Teng rumah sakit Kariyadi Semarang," katanya, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Kasus Kades Saefudin, Korupsi Dana Desmi Demi Ikut Ritual Penggandaan Uang, Ujungnya Dipenjara

Lebih lanjut, Joko mengatakan jenazah Mbah Lasiyo tiba di rumah duka sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

"Anak turunnya, murid dan warga yang membacakan (Yasin), gantian," katanya.

Joko mengatakan Mbah Lasiyo meninggal dunia karena sakit paru-paru.

"Bakda (habis) operasi kanker paru-paru. Sakit e mpun dangu (sakitnya sudah lama, red). Dirawat di Kariyadi kan 2 minggu," terangnya.

Joko, menyampaikan jenazah Mbah Lasiyo bakal dimakamkan habis Jumatan di area Situs Mbah Samin Suro Engkrek.

"Dimakamkan nanti bakda Jumatan di Perempatan Klampis Ireng, itu Situs Mbah Samin Suro Engkrek," jelasnya

Murid Mbah Lasiyo lainnya, Mbah Poso (65), mengatakan Mbah Lasiyo bakal dimakamkan sesuai dengan tradisi Islam.

"Pemakaman memakai tradisi Islam," jelasnya, Jumat (21/11/2025).

Lebih lanjut, Mbah Poso menjelaskan Mbah Lasiyo meninggal dunia karena sakit paru-paru.

"Sakit paru-paru, sudah lama. Sekitar 4 bulan an," jelasnya.

Mbah Poso mengatakan Mbah Lasiyo sempat berobat di Rumah Sakit di Rembang selama dua Minggu.

Setelah itu, Mbah Lasiyo dirujuk ke Rumah Sakit Kariyadi Semarang.

"Sebelumnya di rawat di Rumah Sakit di Rembang 2 Minggu, lalu dirawat di Rumah Sakit Karyadi Semarang dua Minggu," jelasnya.

Siapa Penerusnya?

Mbah Poso menambahkan saat ini belum diketahui siapa sosok yang akan meneruskan posisi Mbah Lasiyo.

Hingga kini, sosok pengganti Mbah Lasiyo sebagai panutan spiritual Sedulur Sikep Samin belum dapat dipastikan. 

"Kalau penerusnya belum bisa dipastikan. Kalau penerus ini kan kalau organisasi jelas, sudah ada organisasi tapi meneruskan sesuatu spiritual kan belum bisa dipastikan," jelasnya, saat ditemui di Pendopo Sedulur Sikep Karangpace, Klopoduwur, Jumat (21/11/2025).

Lebih lanjut, Menurut Mbah Poso, perjuangan Mbah Lasiyo bakal diteruskan oleh anaknya.

"Tapi kalau penerus nantinya kalau yang meneruskan di Klopoduwur ini kan jelas anaknya. Karena mereka keturunan dari Mbah Lasiyo," jelasnya.

Artikel ini sudah tayang di Tribun Jateng.

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved