Music Zone
Marsmolys Rilis Album Kedua ‘The Progeny of Holy Moly’
Band psychedelic hard rock asal Yogyakarta, pada 10 Oktober 2025 resmi merilis album penuh kedua berjudul ‘The Progeny of Holy Moly’
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setelah dua tahun sejak album perdananya, band psychedelic hard rock asal Yogyakarta, Marsmolys, kembali menghadirkan karya penuh energi dan refleksi diri.
Album baru bertajuk ‘The Progeny of Holy Moly’ menjadi penanda fase musikal yang lebih matang, sekaligus bentuk perayaan perjalanan panjang mereka di rimba musik independen Indonesia.
Marsmolys, band psychedelic hard rock asal Yogyakarta, pada 10 Oktober 2025 resmi merilis album penuh kedua berjudul ‘The Progeny of Holy Moly’ ke berbagai platform digital.
Berisikan 12 trek, album ini merupakan catatan perjalanan kolektif band beranggotakan Antino Restu (gitar, vokal), Yoga Bhakti (gitar), Ferdy Listant(bass), dan Fahrenno Asnawan (drum) di rimba musik Indonesia.
Yoga menjelaskan bahwa karya ini merupakan catatan yang mengingatkan bahwa ‘hidup tak boleh tandas meski melintasi belukar yang melukai’ yang menjadi gambaran tepat untuk ‘The Progeny of Holy Moly’.
Tino menambahkan, album ini mendokumentasikan memori kolektif Marsmolys tentang peristiwa yang kadang manis, kadang pahit sejak merilis single demi single, mini album ‘Splitual’ (split album bersama Kavaleri, 2018), dan debut album perdana ‘Verticalysm’ (2023).
Lebih dari sekadar catatan, album kedua ini bagi Marsmolys juga merupakan kompas menuju dunia entah, sebuah metafora untuk realitas yang membingungkan sekaligus personal yang mereka hadapi bersama-sama.
“Album ini ditulis di masa paling penuh pertanyaan, terdorong oleh keinginan untuk merekam suara kepala sendiri: keraguan, keberanian, dan semua yang tidak pernah selesai. Energi dalam album ini terasa lebih matang dan berani.,” ujar Ferdy.
Yoga menimpali, bahwa mereka menyalurkan apa yang diyakini dan diinginkan lewat bunyi.
Alurnya menyerupai kisah pertarungan: melawan kegelisahan zaman, melawan diri sendiri, dan melawan keinginan untuk menyerah.
Secara teknis, lapisan gitar, gemuruh bass, serta pukulan drum yang hipnotik berpadu membentuk atmosfer trance khas rock psikedelik, namun tetap menyisakan ruang emosional.
Liriknya mengalir seperti catatan harian yang jujur di mana di satu trek penuh kemarahan, di trek lain penuh penerimaan.
Lebih lanjut Tino mengatakan bahwa album ini bukan semata catatan keempat personelnya.
“Kami juga mengajak kawan-kawan musisi yang selalu ada di samping kami, baik saat pertunjukan atau di ruang kecil yang penuh asap,” ujarnya.
Dengan kata lain, Ferdy menambahkan bahwa ‘The Progeny of Holy Moly’ adalah album kolaboratif untuk merayakan jejak masa silam sekaligus perjalanan berikutnya.
| Partikelir Rayakan Album Perdana dengan Konser Lintas Medium di Yogyakarta |
|
|---|
| Nuansa Pop Manis Atmojo Hidupkan Lagi Lagu Perlahan dan Sakau Ciptaan Andry Priyanta |
|
|---|
| Pandemic Rage Ledakkan Semangat Hardcore Lewat Single 'Hard Fucking Core' |
|
|---|
| Pemberontakan Kecil Maya Nilam dalam Single Terbaru 'Gersang' |
|
|---|
| Shinobi Al-Maghribi Rilis Single "Cahaya di Atas Cahaya", Sebuah Pujian untuk Nabi Muhammad SAW |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.