Bukan Sekadar Lelucon, Ini Arti di Balik Kalimat Viral 'Are You a T?'

"Are you a T?", frasa populer yang ramai beredar di publik. Berawal dari bahan lelucon menjadi sindiran sarkasme bahkan cap sosial seseorang.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
16personalities.com
MBTI THINKING (T): Fenomena "Are you a T?" di Korea Selatan 

Namun, perbedaan antara T (thinking) dan F (feeling) sering jadi sumber konflik: satu ingin solusi, yang lain butuh dukungan emosional.

4. Cap Sosial Berhati Dingin dan Tidak Berjiwa

Ketika seorang T berusaha memberikan tanggapan yang bijaksana dan penuh perhatian, orang-orang meresponnya dengan mencap “tidak berjiwa”.

Ia mengaku peduli, hanya saja dikemas dengan pendekatan realistis berdasar alasan dan fakta alih-alih emosional dan empati.

Ini menunjukkan gap antara maksud dan penerimaan orang lain.

5. Kata Para Ahli: Topeng Sosial

Secara statistik, tipe kepribadian karakteristik T dan F di Korea merupakan minoritas (NERIS Analytics Limited tahun 2021, 3,3 : 6,7)

Psikolog Korea mengingatkan bahwa MBTI bukan definisi kepribadian mutlak, melainkan lebih mirip peran sosial atau “topeng sosial”.

Tes MBTI bukan tentang mendefinisikan kepribadian, melainkan tentang memahami watak seseorang.

6.  Populer Lebih Dulu, Astrologi dan Golongan Darah

Fenomena ini bukan hal baru. Sebelum MBTI, orang Korea juga suka mengaitkan karakter dengan zodiak atau golongan darah.

Kini, T mewarisi stereotip lama golongan darah B: terlalu blak-blakan, dingin, bahkan egois.

7. Sisi Positif Manfaat MBTI

Meski kadang dipakai untuk menghakimi, MBTI tetap punya sisi positif.

Banyak orang mengaku jadi lebih paham perbedaan cara berpikir dan merespons emosi orang lain.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved